Dari 'Penculik' sampai Tukang Ketik, Ini 8 Tokoh yang Berjasa saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Mulai tukang ketik sampai ' penculik ', inilah 8 tokoh yang sangat berjasa saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945
Penulis: Pipin Tri Anjani | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan momentum yang istimewa.
Pada saat itulah Indonesia menyatakan diri sebagai bangsa yang merdeka. Terbebas dari penindasan penjajahan.
Setelah itu, tanggal 17 Agustus selalu diperingati setiap tahunnya sebagai Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia.
Tahun 2020 ini, peringatan HUT Kemerdekaan RI memasuki usia ke 75 tahun .
Banyak pihak dan pahlawan yang berperan penting dalam sejarah Kemerdekaan Republik Indonesia.
Namun, ada beberapa orang yang berperan penting dalam kelancaran proklamasi tanggal 17 Agustus 1945.
Dlansir dari wikipedia dan beberapa sumber lainnya, berikut delapan tokoh yang berperan dalam momentum sangat istimewa dan fundamental bagi sejarah berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yakni Proklamsi Kemerdekaan Republik Indonesia yang dibacakan Soekarno.
Siapa saja? yuk, lihat ulasannya!
1. Frans Mendur dan Alex Mendur
Mungkin tak banyak yang tahu, Frans Menur dan Alex menur merupakan saudara yang berperan penting dalam proklamasi.
Mereka satu-satunya juru foto yang memotret peristiwa bersejarah proklamasi tanggal 17 Agustus 1945.
Tentara Jepang sempat menangkap Alex mendur dan merampas kamera miliknya namun frans berhasil lolos.
Frans mengubur negatif fotonya di bawah pohon dan mengaku kepada tentara Jepang bahwa fotonya sudah di rampas oleh barisan pelopor.
Saat itu Frans hanya memotert tiga kali Soeharto yang membaca naskah proklamasi, dan dua foto pengibaran bendera.
Namun, berkat jasa mereka, generasi Indonesia dapat menyaksikan sejarah proklamasi Indonesia.
2. Wikana
Wikana satu diantara pejuang kemerdekaan yang memiliki peranan dalam berlangsungnya proklamasi kemerdekaan.
Ia bersama Chaerul Saleh, Sukarni dan pemuda-pemuda lainnya dari Menteng 31 menculik Soekarno dan Hatta dalam Peristiwa Rengasdengklok.
Mereka menculik bertujuan agar kedua tokoh ini segera membacakan Proklamasi Kemerdekaan setelah kekalahan Jepang dari Sekutu pada tahun 1945.
Wikana juga dengan berani menghimbau militer Jepang untuk tidak mengganggu jalannya upacara pembacaan teks proklamasi yang di bacakan oleh Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945.
3. BM Diah
Burharuddin Mohammad Diah atau BM Diah adalah seseorang yang juga berjasa dalam kemerdekaan Republik Indonesia.
Ia merupakan seorang tokoh pers, pejuang kemerdekaan, diplomat, dan pengusaha Indonesia.
BM Diah lahir di Banda Aceh tanggal 7 April 1917 dan meninggal di Jakarta 10 Juni 1996.
Sebelum adanya telepon genggam atau saran penyiaran, BM Diah seorang wartawan Indonesia memiliki peran penting untuk menyiarkan proklamasi kemerdekaan ke seluruh penjuru Nusantara.
4. Syahruddin
Syahruddin juga berpengaruh dalam proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.
Ia merupakan seorang telegraphis yang bekerja di kantor berita Jepang (DOMEI).
Meski dia bekerja di kantor Jepang, dia mengabarkan berita proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke seluruh dunia secara sembunyi-sembunyi.
Tanpa jasa dia, berita kemerdekaan Republik Indonesia tidak akan cepat tersebar luas.
Achmad Soebardjo memiliki peranan penting dalam berjalannya proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.
Selain tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia, Ia juga Menteri Luar Negeri Indonesia yang pertama kali.
Achmad Soebardjo berperan dalam melakukan perundingan dengan para pemuda yang menculik Soekarno dan Moh Hatta dan berhasil meyakinkan para pemuda tersebut untuk mengembalikan Soerkarno dan Moh Hatta ke Jakarta.
Abdul Latief Hendraningrat adalah orang yang ditunjuk saat menggerek bendera Merah Putih saat Proklamasi didampingi Soehoed Sastro Koesoemo seorang pemuda dari barisan pelopor.
Ia lahir di Jakarta tanggal 15 Februari 1911 dan meninggal di Jakarta, 14 Maret 1983 pada umur 72 tahun.
Ia seorang prajurit PETA berpangkat Sudanco (komandan Kompi)
7. Sayuti Melik
Sayuti Melik adalah orang yang mengetik teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Tak hanya mengetik naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Sayuti Melik bersama pemuda dari Asrama menteng berusaha menyebarkan berita soal Kemerdekaan Indonesia.
Sayuti Melik lahir di Sleman, Yogyakarta, 22 November 1908 dan meninggal di Jakarta, 27 Februari 1989 pada umur 80 tahun.
Istri Presiden Republik Indonesia Soekarno ini memiliki peranan penting dalam pembuatan sang saka Merah Putih.
Fatmawati dikenal akan jasanya dalam menjahit Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih yang turut dikibarkan pada upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/berita-surabaya-teks-porklamasi_20170816_140235.jpg)