Virus Corona di Banyuwangi
Satu PDP Banyuwangi Meninggal Dunia, Diketahui Sempat Pergi ke Jember Selama 2 Minggu
Satu Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 dari Kabupaten Banyuwangi meninggal dunia, Minggu (19/4). Yang bersangkutan sempat 2 minggu di Jember.
Penulis: Haorrahman | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI - Satu Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 dari Kabupaten Banyuwangi meninggal dunia, Minggu (19/4).
"Satu PDP asal Banyuwangi meninggal dunia. Sudah dimakamkan dengan standar pemulasaran jenazah sesuai protokol penanganan pasien Covid-19," kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Banyuwangi, Satu Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 dari Kabupaten Banyuwangi meninggal dunia, Minggu (19/4).stariono, Senin (20/4).
Pasien laki-laki berumur 25 tahun tersebut sempat dirawat di RSUD Blambangan selama dua hari.
Rio, sapaan akrab dr Widji Lestariono, menerangkan, saat dirujuk ke RSUD Blambangan pada 18 April, pasien mengalami gejala panas tinggi, batuk, dan sesak nafas. Pasien juga ada riwayat bepergian dari Jember selama dua minggu.
"Selama dirawat di RSUD Blambangan, kondisi pasien terus memburuk, hingga meninggal. Bahkan kondisi yang memburuk ini menyebabkan yang bersangkutan mengalami gejala gagal ginjal dari hasil laboratorium," beber Rio.
Menurut Rio, PDP tersebut telah dilakukan rapid test. Hasilnya menunjukkan non-reaktif.
"Dilanjutkan rontgen thorax menunjukkan pneumonia dan sempat di-swab juga. Tapi hasilnya belum keluar dari Surabaya," jelas Rio kepada Tribunjatim.com.
Terkait penanganan jenazahnya, menurut Rio, telah dilaksanakan sesuai SOP Covid-19.
• Pengajian Live Streaming Masjid Cheng Hoo Surabaya Selama Ramadan, Jemaah Bisa Tonton via YouTube
• Ramadan di Tengah Covid-19, Masjid Nasional Al Akbar Surabaya Ajak Ngabuburit Online Lewat YouTube
• Wali Kota Risma Siapkan Ratusan Kamar Hotel Gratis untuk Isolasi OTG Covid-19: Sambil Swab 2 Kali
“Karena meninggalnya sudah katagori PDP, maka penanganan jenazah sesuai SOP Covid-19, ” ujarnya.
Rio berterima kasih kepada warga di seluruh Banyuwangi yang tidak melakukan penolakan pemakaman.
“Alhamdulillah, masyarakat sama sekali tidak ada yang menolak. Malah sangat kooperatif ketika diajak koordinasi. Ini artinya masyarakat mulai memahami bahwa pemakaman seshai standar tidak perlu dikhawatirkan,” ujarnya. (haorrahman/Tribunjatim.com)