Wabah Virus Corona Mendunia
Nasib Pilu Perawat Asal Filipina Meninggal karena Corona di Perantauan, 5 Tahun Terakhir Belum Mudik
Nasib memilukan menimpa perawat asal Filipina yang meninggal karena Covid-19 di Inggris. Tragisnya, ia dikabarkan belum mudik dalam 5 tahun terakhir.
Penulis: Ficca Ayu Saraswaty | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM - Nasib memilukan menimpa perawat asal Filipina yang bekerja di NHS (National Health Service) yang meninggal karena Covid-19 di Inggris.
Tragisnya, ia dikabarkan belum sekali pun mudik dalam 5 tahun terakhir.
Perawat tersebut bernama Larni Zuniga.
Larni Zuniga (54) diumumkan sebagai pekerja kesehatan terbaru di garis terdepan yang meninggal karena virus Corona.
Ia sempat dirawat di ICU bersama PM Inggris Boris Johnson.
Nyawanya tak terselamatkan setelah gagal memenangkan pertempurannya di Rumah Sakit St Thomas London.
Teman-teman sesama perawat yang berasal dari Filipina, telah mengonfirmasi bahwa Zuniga dirawat di ICU berbarengan dengan Boris Johnson.
Daily Star mengabarkan, sosok ayah ini akan dikenang sebagai "Profesional sejati yang menyelamatkan nyawa banyak orang."
• LINK Live Streaming Hafiz Indonesia 2020 di RCTI Selasa (28/4/2020) Tayang Pukul 14.20 WIB
• Lika-Liku Perjalanan Marcella Simon Jadi Mualaf, Sempat Dikritik saat Baca Huruf Arab: Gak Gitu Neng

Ajalnya tiba ketika jumlah tenaga medis yang nyawanya terenggut akibat Covid-19 di Inggris mencapai setidaknya 131 orang.
Mereka termasuk dokter, perawat, kuli angkut, paramedis, dan petugas kesehatan lainnya.
Saat memberi penghormatan terakhir kepada Zuniga, sepupunya Christian yang juga perawat NHS mengatakan, "Larni adalah seorang profesional sejati, yang menyelamatkan nyawa banyak orang."
"Dia membuat perbedaan yang luar biasa bagi banyak orang dan dia sangat dihormati oleh pasien dan kolega."
Zuniga meninggal setelah 3 minggu dirawat intensif di ICU St Thomas, di mana ia dikatakan sebagai "salah satu pasien paling sakit."
• Ramadhan di Masjid Agung Al Munawar Tulungagung saat Pandemi Corona, Nasi Kotak Diganti Sembako
• Penyesalan Terbesar-Rasa Iri Abidzar, 7 Tahun Ustaz Jefri Al Buchori Wafat: Andai Gue Gak Maksain
Perawat ini dikabarkan sangat dicintai di tempat kerjanya, dan telah bekerja selama 12 tahun di Inggris.
Ia belum mudik menemui keluarganya selama 5 tahun terakhir.
Dia sedang dalam proses mengajak istrinya, Edith, untuk menetap di Inggris sebelum dia meninggal karena Covid-19.
Putrinya Mutya menulis di Facebook, "Aku tidak bisa berhenti menangis. Terlalu menyakitkan untuk ditanggung."
"Ayah menyelamatkan nyawa orang-orang di sekitarmu dan membuat kami sangat bangga padamu. Kamulah ayah terbaik! Terima kasih atas semua pengorbanan untuk keluarga kami."

• Work From Home Karena PSBB, BPJAMSOSTEK Tetap Berikan Pelayanan Optimal pada Peserta
• UPDATE Corona di Jatim Selasa 28 April: 796 Positif 140 Sembuh, Ada PDP Ditemukan di Area Cek Poin
Tangis Haru Perawat RSPAD Saat Melihat Anak di Rumah Lewat Video Call
Tangis para tenaga medis di RSPAD Gatot Soebroto pecah saat melihat sanak famili mereka di rumah.
Mereka tak bisa menahan rasa haru karena sudah berbulan-bulan tak pulang ke rumah setelah munculnya pandemi virus corona Covid-19.
Momen mengharukan ini terjadi saat para perawat di RSPAD melakukan video conference dengan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa.
Awalnya, para tenaga medis itu tak tau bahwa mereka akan disambungkan dengan keluarga di rumah.
Mereka mengira hanya akan berbicara lewat video conference dengan Andika.
Tiba-tiba, Andika mengaku ia memiliki kejutan untuk para tenaga medis.
"Jadi kita punya surprise ini," kata Andika Perkasa kepada para tenaga medis, seperti dikutip dalam video yang diunggah akun YouTube resmi TNI AD, Jumat (24/4/2020).
• Kebohongan Pasien Corona di Surabaya Berujung Fatal, 1 Dokter Tertular Lalu Meninggal, Kisahnya Pilu
• Simulasi Penanganan Pasien Corona, Polresta Malang Kota Beri Pemahaman Penggunaan APD-Sterilisasi

Layar pun langsung menampilkan keluarga perawat yang sedang berada di rumah.
Kesempatan pertama diberikan kepada suster Rahmayanti. Ia tak kuasa menahan air mata saat melihat anak-anaknya.
Begitupun keempat buah hati Rahma ikut menangis karena merindukan ibundanya.
"Bunda cepat pulang ya, sebentar lagi puasa, bunda di rumah ya,” ujar anak tertua Rahmayanti sambil terisak.
Sudah dua bulan lebih Rahma tak bertemu anak-anaknya karena menjadi garda terdepan dalam menghadapi Covid-19.
• Kecerobohan PDP Covid-19 di Malang, Kabur ke Bali Seusai Diperiksa, Lihat Nasibnya Saat Ditemukan
• Imbas PSBB Jawa Timur, 250 Bus Harapan Jaya Berhenti Operasi, Ratusan Awak Dirumahkan
Sejak pandemi ini muncul di tanah air, RSPAD memang menjadi salah satu rumah sakit yang pertama kali ditunjuk sebagai RS rujukan.
"Doain bunda ya, biar bunda bisa cepat pulang," jawab Rahmayanti.
Setelah Rahmayanti, giliran suster Heni Hendrayani mendapat giliran berbincang dengan keluarganya lewat video conference.
Suasana haru langsung pecah ketika anak laki-laki suster Heni Hemdayani yang masih berumur lima tahun menagis kencang karena lama tidak bertemu dengan ibunya.
Adapun anak pertama suster Heni memberikan semangat kepada sang ibunda.
"Mama cepat pulang, aku kangen," kata dia.
Suasana haru juga dirasakan keluarga suster Rismawaty Sianturi.
Sang suami serta ketiga anaknya menyampaikan rasa rindu serta dukungan agar Rismawaty selalu semangat menjalankan pekerjaannya.
“Semoga kita semua dalam keadaan sehat ya, Ma. Semoga mama cepat pulang, kita berkumpul lagi.
Semangat terus ya Ma, kami sayang Mama,” ujar suami suster Risma.
Video lengkap dapat dilihat di tautan ini.
(Kompas.com/Aditya Jaya Iswara /Ihsanuddin/Diamanty Meiliana)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Tahun Belum Mudik, Perawat Ini Tewas karena Covid-19 di Perantauan" dan "Tangis Haru Tenaga Medis RSPAD saat Melihat Keluarga di Rumah..." dan di Tribunnews.com dengan judul 5 Tahun Terakhir Belum Mudik, Perawat Ini Malah Meninggal karena Virus Corona di Perantauan