Dibawah Ancaman Uang Jajan, Bocah SD di Blitar Hamil & Lahirkan Bayi Pamannya: Aksi di Samping Istri
Berada dibawah ancaman uang jajan, bocah SD di Blitar hamil dan lahirkan bayi pamannya. Mirisnya aksi dilakukan disebelah istri
Penulis: Imam Taufiq | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Ketakutan diancam tak diberi uang jajan sekolah, bocah SD di Blitar ini tak kuasa menolak ajakan untuk melayani nafsu birahi pamannya sendiri.
Namun hal itu berakibat fatal, si bocah SD kelas 6 hamil dan melahirkan anak dari benih yang ditabur sang paman.
Ironisnya, perbuatan bejat si paman tersebut dilakukan dilakukan disamping tempat istrinya sendiri.
Kini kasus keponakan dihamili paman hingga melahirkan itu terkuak ke publik dan langsung membuat geger warga.
Lantas bagaimana nasib miris bocah SD di Blitar yang dihamili pamannya sendiri hingga melahirkan, simak berita selengkapnya berikut:
• Bocah SD di Blitar Melahirkan Bayi dari Pamannya, Saat Hamil Besar Tetap Sekolah: Warga Tak Berani
• Nasib Polisi yang Berjaga saat Ferdian Paleka Ditelanjangi dan Dibully Tahanan Lain, Ikut Kena Getah
• 8 FAKTA SEBENARNYA Kasus Keponakan Dihamili Paman Hingga Melahirkan, Drama Televisi Hingga Uang Saku

Sabtu (9/5/2020) bisa menjadi puncak penderitaan Ls, bocah SD di Blitar yang dihamili pamannya.
Karena saat itulah, siswi SD kelas 6 tersebut melahirkan bayi yang tidak diinginkannya. Si bayi hasil rudapaksa pamannya dibawah ancaman uang jajan.
Kini, entah bagaimana nasib selanjutnya dari Ls (12), bocah SD kelas 6 ini, dengan anak yang dilahirkannya tersebut.
Si pelaku, paman korban, Sumartono (44), warga Desa/Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar kini sudah diamankan di Polres Blitar.
Bapak dua anak ini mengaku kalau perbuatan bejatnya itu karena tergoda setiap kali melihat korban tidur di depan televisi.
Korban bocah SD di Blitar yang dihamili pamannya sendiri memang sejak kecil tinggal di rumah pelaku.
Itu karena korban memang dititipkan ke pelaku karena kedua orangtuanya merantau ke Kalimantan.
"Saya khilaf kok bisa sampai seperti ini. Dia itu sudah seperti anak saya sendiri karena sejak kecil, kami yang merawatnya," tuturnya kepada petugas, Minggu (10/5/2020), sambil meneteskan air mata.

Penyesalan korban itu sepertinya sudah tak ada artinya. Sebab, ibarat nasi sudah jadi bubur.