Breaking News
Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Dindik Jatim Siapkan Opsi Tahun Ajaran Baru Dimulai Januari 2021, Siswa Difokuskan Menyikapi Bencana

Dinas Pendidikan Jatim siapkan skenario optimis dan pesimis dmenghdapi pandemi Covid-19. Termasuk memulai tahun ajaran baru pada januari 2021.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM/ERWIN WICAKSONO
Siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri 6 Malang gelar permainan ular tangga, Kamis (12/3/2020). Kegiatan itu bagian dari cara edukasi pencegahan virus Corona. 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Melihat perkembangan wabah virus Corona ( Covid-19 ) di Jawa Timur yang sampai hari ini belum ada penurunan, Dinas Pendidikan Jatim (Dindik) membuat opsi tahun ajaran baru dimulai Januari 2021.

Kepala Dindik Jatim, Wahid Wahyudi menjelaskan skenario itu berdasarkan skenario kebijakan yang diambil Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) jika pandemi belum juga selesai hingga Juli 2020.

"Kemendikbud sudah menyiapkan dua skenario. Skenario optimis diharapkan Covid-19 akan selesai pada bulan Juni. Kalau selesai bulan juni maka pembelajaran 2019/2020 akan berakhir pada juli 2020. Dan tahun ajaran baru bisa dimulai Agustus 2020," urainya, Selasa (12/5/2020).

Jerit Lantang Pilot Joyce Lin saat Pesawat Jatuh di Danau Sentani Papua, Saksi Aksi Mulia Terakhir

Terkuak Teka-teki 2 Istri Didi Kempot, Fakta Pernikahan Yan Vellia & Rahasia Saputri Istri Setianya

Skenario kedua, lanjutnya, yaitu skenario pesimis apabila Covid-19 baru berakhir Desember 2020.

Maka pembelajaran 2019/2020 diperpanjang sampai Desember 2020 dan tahun ajaran baru dimulai Januari 2021.

"Dimana waktu panjang ini harus diisi pembelajaran dalam rangka peningkatan karakter dan penanggulangan bencana.

Waktu Imsak dan Jadwal Buka Puasa Ramadhan di Surabaya Rabu 13 Mei 2020, Dilengkapi Doa Niat Puasa

Lawan Pandemi di Tengah Ramadhan, WOM Finance Gresik Salurkan Quran dan Sembako Covid-19 ke Ponpes

Artinya bagi sekolah yang target kurikulumnya belum selesai bisa diselesaikan dulu,"jelasnya

Bagi sekolah yang target kurikulum sudah tercapai, diharapkan dapat memberikan pembelajaran terkait pembinaan karakter dan menyikapi bencana.

"Melihat kondisi Jatim sama dengan pusat, hal ini sudah kami koordinasikan dengan Kepala Cabang Dinas di daerah dan diteruskan ke kepala sekolah,"pungkasnya.

VIRAL Artis Terkenal Pacari Anak Tiri, Suami Syok Tahu Perselingkuhan, Begini Nasib Mereka Sekarang

Sementara itu, Kepala bidang Pembinaan Pendidikan SMK Dindik Jatim, Kurniawan Harry menjelaskan, jika skenario pesimis terjadi maka untuk jenjang SMK yang 70 persen adalah praktikum, sekolah diminta untuk menuntuskan kurikulum yang belum terselesaikan.

"Ketika sekolah dikatakan masuk, atau skenario pembukaan sekolah dibuka pada Januari sekolah akan fokus dalam mengejar kurikulum. Termasuk menyelesaikan praktikum lebih dulu. Waktu siswa kelas 1 atau kelas 2 dia belum praktikum apa atau ujian apa ini harus dituntaskan," katanya.

Jadi bukan melakukan peningkatan, melainkan harus melengkapi kurikulum dulu.

"Dengan kondisi seperti ini praktikum masih belum bisa dilakukan secara riil dan online," tandasnya.

Sedangkan untuk program SMA Double Track yang 70 persennya juga praktikum dan diikuti sebanyak 14 ribu siswa dari 157 lembaga di tahun kedua ini, Kepala Bidang Pembinaan SMA, Ety Prawesti menuturkan ada dua skema yang dilakukan selama masa pandemi.

Yang pertama yakni peningkatan skill trainer untuk operator sekolah melalui webinar. Dari hasil tersebut, trainer akan membuat modul dan tutorial videl bagi para siswa. Sehingga selain ilmu nya juga terasah trainer akan terlatih sekalipun di masa pandemi.

"Sebelum pandemi praktikum untuk SMA Double Track ini sudah terselenggara di awal Januari sampai Maret. Karena praktikum kita membutuhkan waktu selama setahun dan berkaitan dengan semester sebelumnya. Jadi Juni berakhir. Mereka sudah mendapatkan teori dan praktek lebih dulu," paparnya.

Akan tetapi, setelah terjadi pandemi, kata Ety, para siswa tetap melaksanakan praktikum. Dengan ketentuan siswa bisa membentuk kelompok 2 hingga 3 orang dalam melakukan pelatihan.

"Setelah pelatihan sudah dilakukan maka skema kedua adalah Study From Home dengan membuat katalog perencenaan. Setiap pelatihan dirumah ekuivalen (selaras) dengan pembelajaran disekolah. Tutor dan trainer akan mengevaluasi hasil pelatihan siswa lewat study from home," jelasnya.

Penulis: Sulvi Sofiana

Editor: Heftys Suud

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved