Arti Kode yang Dijeritkan Pilot Joyce Lin saat Pesawat Jatuh di Danau Sentani Papua, Tak Sembarangan
Joyce Lin, pilot dalam kecelakaan pesawat jatuh di Danau Sentani, Papua sempat meneriakkan kode.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Januar
Kisah ini bermula dari seorang petugas radio senior bernama Frederick Stanley Mockford.
Tahun 1923, Pak Frederick yang bertugas di bandara Croydon London, Inggris, ditugaskan untuk mencari kata yang mudah diucapkan oleh pilot.
Nantinya, kata ini digunakan untuk memberikan informasi bahwa keadaan sedang gawat di udara.
Selain itu, kata yang dicari ini juga harus mudah dimengerti oleh para petugas di darat.
• Candaan Batuk di Pesta Mewah Berujung Tragedi, Para Tamu Kena Corona, Aksi 1 Wanita Endingnya Fatal
Sebelumnya, dalam keadaan darurat, orang-orang menggunakan kode morse SOS.
Saat komunikasi lewat radio mulai berkembang, aturan menentukan bahwa harus ada kata-kata pengganti untuk menggambarkan keadaan itu.
Lalu, mengapa untuk meminta pertolongan tidak menggunakan kata ‘help’ saja?
Memang benar kata help digunakan untuk meminta pertolongan.
Namun, kata help sudah umum digunakan untuk percakapan sehari-hari, bukan untuk keadaan darurat.
• Jasa Mulia Pilot Joyce Lin Sebelum Pesawat Jatuh, Jejak Studi Tak Main-main, Pekerjaan Begitu Vital
Ide menggunakan kata mayday akhirnya ditemukan Frederick Stanley saat sedang mengatur lalu lintas penerbangan antara bandara Croydon dengan bandara Le Bourget Paris, Prancis.
Di tengah-tengah penggunaan bahasa Inggris dan Prancis, muncullah kata m'aider.
Dalam bahasa Prancis, kata m'aider artinya tolong aku.
Nah, kata m’aider inilah yang menjadi asal mula kata mayday.
• Inilah Sosok Joice Lin, Pilot Wanita yang Tewas dalam Jatuhnya Pesawat di Danau Sentani Papua
Akhirnya, tahun 1948 kata mayday diresmikan sebagai kata darurat resmi.
Selain mayday juga ada kata darurat pan-pan yang berasal dari bahasa Prancis panne. Artinya rusak atau gagal.