Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Anggota DPRD Surabaya Kritik Tajam Orang Sekeliling Risma, Buntut Risma Marah Besar Soal Mobil PCR

Giliran anggota DPRD Surabaya yang kritik tajam orang di sekeliling Risma, buntut Wali Kota Surabaya Risma marah besar soal mobil PCR bantuan BNPB

Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Mujib Anwar
TribunJatim.com/ Yusron Naufal
Wali Kota Surabaya Risma marah besar karena Pemkot Surabaya tak bisa pakai mobil PCR, Jumat (29/5/2020). 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Polemik bantuan mobil PCR virus Corona atau Covid-19 yang sempat memicu Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini / Risma marah besar masih terus menjadi sorotan.

Terbaru, giliran politisi dan anggota DPRD Surabaya yang menyorot tajam polemik antara Risma dan Pemprov Jatim. Keberadaan orang di sekeliling Risma jadi sorotan tajam.

Anggota DPRD Surabaya Arif Fathoni merasa pilu atas sajian drama berkepanjangan antara Pemkot Surabaya dan Pemprov Jatim.

Terlebih polemik mobil PCR virus Corona itu terjadi menjelang peringatan Hari Jadi Kota Surabaya ke 727, Minggu (32/5/2020) hari ini.

Jelang Risma Lengser dari Jabatan Wali Kota Surabaya, Begini Pengakuan Risma Soal Langkah ke Depan

Golkar Sindir Keras Aksi Risma Marah Besar Soal Mobil PCR: Malu Dilihat Warga, Politisi PDIP Membela

Mobil PCR bantuan dari BNPB tersebut diklaim permintaan Surabaya. Namun oleh Pemprov Jatim dialihkan ke daerah lain.

"Memilukan kita semua. Ini kado Ultah Hari Jadi Kota Surabaya yang memprihatinkan. Ada baiknya orang di sekeliling Bu Wali ( Risma ) besok lagi bisa memberi masukan yang menyejukkan dan lebih bijaksana," kata Arif Fathoni, Ketua Fraksi Golkar DPRD Surabaya, Minggu (31/5/2020).

Risma marah setelah mengetahui bahwa mobil PCR yang dia inginkan dialihkan ke Tulungagung dan Lamongan.

Ke depan, Wali Kota Surabaya dua periode tersebut diminta lebih meningkatkan komunikasinya dengan Gubernur terkait dengan penanganan bersama pandemi Covid-19.

Dituntut Libatkan Saputri dan Dory di Konser Kenang Didi Kempot, Yan Vellia Bereaksi: Saya Kuasa Apa

Hati-hati, Seorang Ahli Jelaskan Potensi Paparan Virus Corona saat Belanja di Mal, Begini Alasannya

Surabaya adalah ibukota Provinsi Jatim, Gubernur secara hirarki merupakan kepanjangan tangan pemerintah pusat di daerah. Jika berselisih dengan Gubernur sama dengan berslisih dengan Pemerintah Pusat.

"Saya kira Bu Wali bisa lebih bijak. Saya yakin bisa. Kalau terus berlawanan saya kita tidak elok di Republik yang terbingkai dalam NKRI ini," kata Fathoni, anggota Komisi A DPRD Surabaya ini.

Penanganan pandemi corona tidak hanya soal alat tes. Namun bagaimana pemerintah daerah merekayasa sosial, mengatur piranti, hingga interaksi warga agar mematuhi protokol kesehatan secara ketat.

Ada himbauan yang di pasang di  masing-masing area publik. Penyediaan hand sanitaizer dan pemberian masker. Inilah tugas esensial dari pada berdebat dengan instansi vertikal.

"HUT Surabaya, Pemkot harus memberi kado roadmap penanganan pandemi secara strategis. Bisa kalau mau sejak awal dalam pembahasan refocussing dan realokasi anggaran bisa digunakan untuk pencegahan dan penanganan secara total dan menyeluruh," kata politisi muda Partai Golkar ini.

Sementara cluster ekonomi harus tumbuh, salah satunya pasar pasar tradisional di Surabaya. Tugas Pemkot adalah memastikan bahwa interaksi sosial tersebut memenuhi protokol kesehatan secara ketat. Pemkot harus hadir dan hindari berwacana.

"Yang sakit diobati, yang sehat jangan sampai terinfeksi. Kehadiran pemkot merekayasa sosial dengan protokol kesehatan ketat. Pemkot jangan sampai abai," imbuh Fathoni. 

Sementara itu, Ketua DPD Partai Golkar Jatim Sarmuji menyarankan agar jalan lorong pasar yang sempit di Pasar Soponyono Rungkut dibuat jalan searah sehingga tidak berpapasan.

"Sederhana," kata Sarmuji yang tinggal di Wonoayu, Rungkut, Surabaya.

Pengakuan Risma Pasca Purna Tugas Jadi Wali Kota Surabaya, Fokus Tangani Covid-19: Nanti Aku Pikir

BREAKING NEWS - VIDEO DETIK-DETIK Wali Kota Risma Marah Besar Mobil PCR Tak Bisa Dipakai Pemkot

Sebelumnya, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, tiba-tiba naik pitam dan marah besar, begitu mengetahui mobil PCR virus Corona atau Covid-19 bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tidak dapat digunakan oleh Pemkot Surabaya .

Padahal, menurut Tri Rismaharini, dirinya yang secara langsung melakukan komunikasi dengan BNPB pusat agar diberikan bantuan untuk penanganan virus Corona atau Covid-19 di Surabaya.

Dia tak bisa menyembunyikan kegeramannya begitu mengetahui mobil PCR itu dilempar ke daerah lain di Jawa Timur.

Seharusnya dua unit mobil itu dapat dimaksimalkan oleh Pemkot Surabaya untuk melakukan tes swab kepada warganya.

Dia tampak menelepon seseorang untuk memastikan kabar tersebut.

Suaranya meninggi, Tri Rismaharini memang terlihat sangat geram.

"Kasihan pasien yang sudah menunggu," kata Tri Rismaharini, Jumat (29/5/2020).

Menurut Tri Rismaharini, pihaknya sangat menyesalkan dua unit mobil dari BNPB pusat itu tidak dapat beroperasi di Surabaya.

Padahal, Tri Rismaharini mengaku mendapatkan konfirmasi langsung dari BNPB terkait dua mobil tersebut yang prioritasnya untuk Surabaya.

Daftar 158 Wilayah di Indonesia yang Siap Jalani New Normal Per 5 Juni 2020 di Tengah Pandemi Corona

Yan Vellia Bereaksi Dituntut Libatkan Saputri & Dory Harsa di Konser Kenang Didi Kempot: Bismillah

Pengakuan Risma Jelang Lengser

Kurang setahun lagi jabatan Wali Kota Surabaya dua periode yang disandang Tri Rismaharini ( Risma ) akan berakhir.

Risma dilantik Gubernur Jatim Soekarwo sebagai Wali Kota Surabaya periode 2016-2021 pada 17 Februari 2016. Ini berarti, per 18 Februari 2021 jabatan Risma berakhir.

Setelah hampir sepuluh tahun sebagai orang nomor satu di Kota Pahlawan, banyak yang penasaran kemana langkah Risma yang juga politisi PDIP ini, usai purna tugas dari Wali Kota Surabaya.

Rasa penasaran itu sedikit terjawab, ketika Minggu (31/5/2020) Risma ditanya soal masa depannya

Menariknya, pertanyaan tersebut diajukan kepada Risma, bersamaan dengan peringatan Hari Jadi Kota Surabaya ke 727. Momentum peringatan HUT Kota Surabaya terakhir dimasa dua periode pemerintahannya.

Ingin tahu langkah Risma usai purna tugas dari Wali Kota Surabaya, simak berita selengkapnya:

Menurut Risma, dirinya belum memikirkan apa yang akan dilakukan dan langkahnya, usai purna tugas dari jabatan Wali Kota Surabaya.

"Aku juga belum tahu, aku juga belum tahu, mungkin nanti kurang satu bulan baru tak pikir," kata Risma, Minggu (31/5/2020).

Hal itu disampaikan Risma saat dirinya menyapa warga secara daring pada momentum Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke 727 pada tahun 2020 ini.

Wali Kota perempuan pertama di Surabaya itu mengaku belum memikirkan rencana langkahnya bakal kemana setelah ini.

Apalagi, dia mengatakan masih berfokus pada penanganan pandemi Covid-19.

Risma masih berpikir penuh agar laju penyebaran virus corona ini segera terputus, harapannya agar segera dapat mengakhiri wabah Covid-19 ini di Surabaya.

"Sekarang belum bisa mikir (langkah pasca purna tugas)," ungkapnya menambahkan.

Terkait langkah Risma, sejauh ini memang belum bisa diterka secara pasti. Banyak yang penasaran.

Sebab, Risma dinilai sebagai pemimpin dengan cukup banyak prestasi yang telah diraih selama dua periode memimpin Surabaya.

Prestasi Risma, tak hanya di level nasional bahkan juga di tingkat internasional.

Apalagi, karir politik Risma memang tak perlu diragukan lagi.

Saat ini, dia menjadi Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Kebudayaan. (*)

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved