Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Virus Corona di Jawa Timur

PW Muhammadiyah Jatim Minta Aktivitas Lembaga Pendidikan dan Keagamaan Tidak Dilonggarkan

PW Muhammadiyah Jawa Timur meminta pemerintah tidak terburu-buru untuk membuka kegiatan belajar mengajar di lembaga pendidikan.

TRIBUNJATIM.COM/SAMSUL HADI
Ilustrasi sekolah 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - PW Muhammadiyah Jawa Timur meminta pemerintah tidak terburu-buru untuk membuka kegiatan belajar mengajar di lembaga pendidikan.

Menurut Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur, Saad Ibrahim, menjaga agama, dan menjaga nyawa lebih diutamakan dibandingkan menjaga akal dalam hal ini adalah pendidikan menurut Maqashid Syariah yang menjadi pegangan banyak umat Islam.

"Jangan kita terburu-buru, kalau kita mau membuka sekolah dan sebagainya tapi itu berkaitan dengan keselamatan nyawa maka perlu dipikirkan ulang," ucap Saad Ibrahim, Minggu (31/5/2020).

Dari informasi yang ia terima, sampai saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memang belum menentukan jadwal masuk sekolah.

"Menurut saya itu bagus. Gugus Covid-19 Jatim sendiri juga tidak terburu-buru kalau Juli harus masuk, saya kira itu betul," lanjutnya.

Rumah Sakit Darurat Covid-19 Jawa Timur Terisi 14 Pasien, IDI Siapkan Relawan Dokter Muda

Curhat Risma saat Periode 10 Tahun Pimpin Surabaya Selesai, Kepikiran Akhiri Corona Gak Bisa Mikir

Dikhawatirkan Saad Ibrahim, jika lembaga pendidikan kembali dibuka, maka angka penularan Covid-19 akan bertambah banyak.

"Tentu kasihan tenaga kesehatan (nakes) yang menjadi garda terdepan, makanya tidak usah terburu-buru," ucap Saad Ibrahim.

Tidak hanya lembaga pendidikan, Saad Ibrahim juga meminta aktivitas tempat ibadah tidak dilonggarkan.

HOAX Viral Video Woro-woro Aktivitas Dibatasi sampai 14.00, Polda Jatim: Bukan Wilayah Jawa Timur

Jelang New Normal Malang Raya, 3.308 Personel Gabungan Disiapkan, Berjaga di Mal hingga Pasar

"Segala hal yang kumpul-kumpul harus dihindarkan, karena sangat sulit untuk terkontrol. Dokter dan perawat itu kurang apa protokolnya, tapi kemudian banyak yang wafat," kata Saad Ibrahim.

"Yang ketat saja bisa begitu, apalagi kita yang awam menerapkan protap, ya mungkin itu suatu bentuk usaha, tapi bukan berarti kita bebas untuk berkumpul-kumpul," pungkasnya.

Editor: Dwi Prastika

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved