Liga 2 2020
Muncul Wacana Operator Khusus Liga 2, Sistemnya Adopsi Skema Seperti di Liga Inggris
Wacana mengenai pembentukan operator yang khusus mengelola pelaksanaan kompetisi dan bisnis untuk Liga 2 mulai mengemuka.
Penulis: Taufiqur Rohman | Editor: Januar
TRIBUNJATIM.COM - Wacana mengenai pembentukan operator yang khusus mengelola pelaksanaan kompetisi dan bisnis untuk Liga 2 mulai mengemuka.
Saat ini, penyelenggaran Liga 1 dan Liga 2 dilakukan oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator liga.
Wacana muncul dari para peserta Liga 2 2020 yang menginginkan berdirinya PT Liga Indonesia Mandiri (LIM).
Untuk mematangkan konsep pembentukan PT LIM, dalam waktu dekat rencananya seluruh tim Liga 2 akan melakukan rapat bersama.
Presiden klub Persiba Balikpapan Gede Widiade menerangkan, pembentukan PT LIM memang masih wacana dan dalam pembahasan dari teman-teman lainnya di Liga 2.
Menurut Gede, tujuan membentuk PT LIM untuk mempermudah tugas PT LIB dalam menjalankan dan mengatur roda kompetisi di Indonesia.
"Oh itu masih wacana itu. Wacana untuk memperingan dan membantu PT LIB dan PSSI untuk mencari resource liga. Itu saja dengan syarat syarat dilakukan secara bertahap lima tahun atau 10 tahun," kata Gede Widiade seperti dikutip dari Tribunnews.com.
Mantan Direktur Persija Jakarta itu memastikan, pembentukan PT LIM tidak ada maksud dan tujuan ingin menjatuhkan PT LIB.
Tim-tim Liga 2 menginginkan terbentuknya PT LIM agar bisa fokus dalam menjalankan roda kompetisi, dan mencari pendanaan.
Menurut Gede, pembentukan PT LIM perlu dilakukan karena mengadopsi badan usaha yang sudah dilakukan di sepak bola Inggris.
"Ini hanya untuk lebih mempermudah serta membantu LIB meringankan beban LIB yang seharusnya diberikan beban kepada kita. Ini seperti di luar negeri kaya di Inggris. Liga 1 dan Liga 2 badan usahanya sendiri-sendiri," tambah Gede.
Nantinya jika disetujui membentuk PT LIM, kompetisi Liga 2 diyakini akan bisa menarik banyak sponsor dan penyelenggaraannya akan menarik.
"Ya, katakanlah Liga 1 Merci, Liga 2 Avanza. Jadi supaya kita ini tidak usah nebeng Merci terus, tapi bertahap. Selain itu, masalah pendanaan bisa dialokasikan untuk membantu pembinaan di level Asosiasi Provinsi (Asprov) dan lain-lainnya," ujar Gede
"Biasanya kitakan subsidi secara bertahap 5 tahun atau 10 tahun berkurang-berkurang. Dananya yang dikurangi terus bisa buat yang lain kaya pembinaan di asprov, di askot gitu," tutupnya.
Sementara itu, manajemen PSMS Medan menginginkan adanya perbaikan di tubuh PT Liga Indonesia Baru (LIB) pasca-mundurnya Cucu Somantri dari jabatan direktur utama bersama tiga komisaris lainnya dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa belum lama ini.