Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Virus Corona

Hasil Survei Untag Soal New Normal di Sekolah, Orang Tua Sangat Cemas: Hanya 26,5 Persen yang Yakin

Dosen Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus lakukan survei terkait new normal di sekolah. Hasilnya hanya 26,5 persen orang tua yang yakin.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Hefty Suud
TRIBUNNEWS.COM/IRWAN RISMAWAN
Siswa SDN 002 Ranai melakukan aktivitas belajar menggunakan masker di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Indonesia, Selasa (4/2/2020). 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Wacana penerapan new normal di sekolah menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat, utamanya di kalangan orang tua yang masih memiliki anak di jenjang TK, SD, SMP, maupun SMA.

Berdasarkan penelitian dosen Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, hanya  26,5 persen orang tua dari 219 partisipan yang yakin akan sekolahkan anaknya pada bulan Juli 2020.

Tim dosen tersebut yaitu Suhadianto MPsi Psikolog dan Isrida Yul Arifiana MPsi Psikolog yang melakukan penelitian survei dengan melibatkan orang tua berbagai profesi dan berasal dari 37 Kabupaten / Kota.

Maia Pasang Badan saat Kekurangan Fisik Dul Jaelani Disinggung, Bela Ahmad Dhani? Lihat Tulisannya

VIRAL Video Detik-detik Bayi Dikubur Hidup-hidup Digali dari Tanah, Terdengar Suara Rintihan

Rida, sapaan akrab Isrida mengungkapkan ada beberapa alasan yang menyebaban orang tua tidak setuju jika sekolah dilaksanakan secara tatap muka pada bulan Juli diantaranya karena belum ada prosedur baku dari Pemerintah tentang pelaksanaan new normal di Sekolah.

"Selain itu juga belum ada vaksin untuk Covid-19, serta masih banyak kasus positif, sehingga anak-anak akan rentan terinfeksi Covid-19,"urainya.

Dikatakan Rida, para orang tua juga menyarankan agar pelaksanaan new normal di sekolah dimulai tahun depan, menunggu kasus positif Corona ( Covid-19 ) menurun.

Akal Licik Pria di Malang Pinjam Motor Pemilik Konter HP, Modus Ambil Charger, Malah Bawa Kabur

Adegan Mesra Maia Estianty & Irwan Dikomentari, Balasan Ibu Al-El-Dul Belum Pantes: Tutup Mata Ya!

Karena mereka akan sulit mengontrol pelaksanaan social distancing di sekolah, terutama pada jam istirahat. Apalag psisical distancing akan sulit diterapkan untuk anak TK dan SD.

"Ada juga orang tua yang setuju dengan wacana kebijakan ini, karena anak-anak sudah jenuh belajar di rumah dan mereka yakin anak bisa belajar beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang ada. Serta anak butuh interaksi dengan guru dan teman di sekolah,"lanjutnya.

Rida mengungkapkan penelitian ini juga melihat tingkat kecemasan orang tua. Dan hasilnya sebagian partisipan mengatakan sangat cemas menyekolahkan anaknya pada bulan Juli.

Aturan Baru Naik KA Jarak Jauh, Wajib Pakai Face Shield hingga Ruang Isolasi Disediakan di Kereta

"Pengukuran menggunakan Hamilton Rating Scale for Anxiety menunjukkan bawa secara klinis 87 persen partisipan tidak mengalami kecemasan. Kemudian delapan persen partisipan mengalami kecemasan ringan, 3 persen partisipan mengalami kecemasan sedang, dan hanya 2 persen persen partisipan yang mengalami kecemasan berat,"paparnya.

Tidak adanya kecemasan secara klinis ini merupakan hal positif. Artinya partisipan akan cepat bangkit dari situasi Covid-19 dan cepat menyesuaikan dengan kebijakan New Normal, asalkan pemerintah bisa menjamin terlaksananya protokol kesehatan di sekolah.

Hasil penelitian ini, dikatakan Suhadianto akan dipubliksikan di jurnal penelitian sebagai bentuk pengabdian dosen.

Selain itu, pihaknya melalui Laboratorium Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Untag Surabaya ini berupaya agar info tersampaikan ke beberapa pemegang kebijakan di pemerintah daerah. Minimal pemerinth Kota Surabaya, dan sisanya akan dipublikasikan melalui Live Instagram dan webinar.

Penulis: Sulvi Sofiana

Editor: Heftys Suud

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved