Virus Corona di Tulungagung
Ada Tambahan 37 Pasien Covid-19 di Tulungagung, Muncul Klaster Karyawan BUMN
Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Tulungagung mengumumkan penambahan 37 pasien terkonfirmasi Covid-19, Selasa (16/6/2020) malam.
Penulis: David Yohanes | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Tulungagung mengumumkan penambahan 37 pasien terkonfirmasi Covid-19, Selasa (16/6/2020) malam.
Dengan penambahan ini total ada 175 pasien yang terinfeksi virus corona.
Wakil Juru Bicara GTPP Covid-19 Tulungagung, Galih Nusantoro merinci, penambahan paling banyak dari Kecamatan Kedungwaru, sejumlah 8 orang.
Disusul Kecamatan Pakel 5 orang, Kecamatan Rejotangan, Bandung, Boyolangu, Campurdarat, Gondang, Karengrejo, Pagerwojo, Kauman dan Ngunut masing-masing dua pasien.
Sedangkan Besuki, Kalidawir, Ngantru, Sumbergempol dan Tulungagung masing-masing satu pasien.
"Muncul klaster baru di sebuah bank BUMN di Tulungagung. Satu orang diketahui menulari 13 orang," terang Galih.
Sumber penularan klaster ini diketahui dari seorang karyawan.
• Ayah Ini Setubuhi Anak Kandung Sendiri Selama 6 Tahun, Kini Mendekam di Sel Polresta Malang Kota
• Rekomendasi PDIP untuk 16 Daerah di Jatim Segera Turun: Akhir Bulan Ini, Atau Awal Bulan Depan
• Ashanty-Anang Tak Kunjung Respon KD, Sikap Baru Ashanty Jadi Sinyal Reaksi Keluarga? Peace
Karyawan ini diketahui melakukan perjalanan ke Surabaya, saat idul fitri kemarin.
Selama diketahui ia berkeliling ke sejumlah kantor yang ada di sejumlah kecamatan, sehingga menulari teman-temannya.
"Pola penularannya sudah orang ke orang. Bukan pada satu komunitas atau perkumpulan," sambung Galih.
Selain karyawan bank BUMN ini, ada satu tenaga kesehatan yang menulari satu rekannya, satu pasien tertular dari rekannya di pabrik rokok dan satu warga di Kecamatan Karangrejo juga menulari satu tetangganya.
Sedangkan 21 pasien lainnya masih belum diketahui sumber penularannya.
Dengan lonjakan jumlah pasien, GTPP Covid-19 Tulungagung akan menguatkan pelacakan.
"Setiap orang harus peduli dengan kontak dan riwayat perjalanannya masing-masing. Jangan keluar rumah jika tanpa tujuan," tegas Galih.
Untuk memudahkan pelacakan, setiap orang diharapkan hanya berinteraksi dengan empat orang per hari.