Momen Mencekam Bidan dan Perawat di Angkot, Dilecehkan hingga Diancam Dibunuh, Terkuak Niat Pelaku
Inilah detik-detik mencekam bidan dan perawat yang dilecehkan diangkot. Terkuak keinginan sebenarnya pelaku
Keduanya dalam posisi tengkurap, punggung mereka ditindih kaki para perampok, kemudian tubuh mereka ditutupi kain.
"Saya waktu di tengah jalan sudah seperti tidak sadarkan diri. Lemas banget tertutup begitu," kisah SR kepada Kompas.com, Selasa (23/6/2002).
"Saya tanya, 'pak, kita di mana?'.
Dia jawab, di Ciawi.
Tapi pas sesekali saya lihat jendela, saya lihat ada plang RS Annisa, saya hafal ini di Cibinong," tambah SR.
Begitu keadaan mereka hingga kurang lebih 2-3 jam, hingga akhirnya para perampok itu mulai menggeledah tas mereka.
Rupanya, para perampok itu mengincar kartu ATM SR dan RP untuk menyedot saldonya.
"Saya bilang lagi, 'Pak, saya besok dinas pagi'," ungkap SR.
"Makanya, jangan main-main!" hardik salah satu perampok, masih menginjak tubuh mereka.
"Kalau besok saya tidak kerja, nanti siapa yang bantu orang sakit?" kata SR.
Pertanyaan itu justru disambut bogem dari perampok.
Kepalanya ditinju lalu tubuhnya dihajar dengan sikut.
"Kalian sayang uang atau nyawa?" ancam para perampok yang menekankan gunting ke arah tubuh SR dan RP.
"Dia bilang begitu. Ya sudah, kami bilang ambil saja semuanya. Yang penting kami selamat," kata SR.
Akhirnya, mereka menyerahkan dompet dan ponsel sebagaimana yang diminta para perampok.