Virus Corona di Jawa Timur
Arahan Khusus Menkes Kasus Covid-19 di Jatim dan Surabaya Tak Makin Tambah, Ingatkan 1 Hal Penting
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto memberikan arahan khusus menanggapi paparan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa terkait kasus Covid-19
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto memberikan arahan khusus menanggapi paparan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa terkait attack rate dan transmission rate di Kota Surabaya dan Jatim yang masih tinggi.
Lantaran vaksin dari Covid-19 saat ini belum ditemukan, maka cara terbaik untuk bisa menurunkan angka pertumbuhan kasus positif Covid-19 adalah disiplin pada penegakan protokol kesehatan.
"Kalau angka kasus positifnya tinggi dan mau diturunkan, maka mau tidak mau yang harus dilakukan adalah harus disiplin pada protokol kesehatan. Ini adalah gerakan bersama, mau perorangan, dalam ruang tempat kerja, di rumah sakit, di manapun, protokol kesehatan harus dilakukan disiplin. Maka kita yakin angka terpapar itu akan turun," kata Menkes Terawan.
• VIRAL Jenazah Tertukar saat Dimakamkan di Surabaya, Dirut RSI Bongkar Kondisi Akhir Kesehatan Pasien
Hal itu disampaikan Menkes Terawan saat melakukan rapat koordinasi tentang penanganan Covid-19 di Jawa Timur bersama Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan jajaran forkopimda Jatim di Gedung Negara Grahadi, Rabu (23/6/2020) sore.
"Jumlah orang terpapar Covid-19 itu akan naik kalau kita tidak disiplin. Maka kita pesankan pada siapapun, dimanapun dan dalam kegiatan apapun, protokol kesehatan harus ditegakkan," kata Menkes Terawan.
Sebagaimana diketahui, angka kasus di Jatim sudah ada di angka lebih dari 10.000 kasus.
• Pasangan Selingkuh Bunuh Diri Bareng dan Tinggalkan Surat Ancaman, Akan Saya Goyang dari Alam Baka
• Momen John Kei Menangis karena Merasa Berdosa Pernah Terekspos, Soal Istri & Anak, Tobat, Bahagia
Dari jumlah total tersebut 51 persennya ada di Surabaya, atau 68 persen ada di Surabaya Raya. Sehingga pesan-pesan untuk menegakkan protokol kesehaatan adalah pilihan satu-satunya agar bisa menurunkan jumlah orang yang terpapar dan tidak naik lagi.
Mengenakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan tidak membuat kerumunankerumunan serta membiasakan untuk melakukan pola hidup bersih dan sehat harus menjadi kebiasaan di era new normal.
Dalam rakor tersebut memang secara khusus Gubernur Khofifah memohon arahan langsung Menteri Kesehatan dan juga Kepala BNPB untuk menurunkan attack rate, transmission rate dan juga angka kematian pasien Covid-19 di Jatim khususnya Kota Surabaya yang saat ini masih tinggi.
• Siasat Menkes Terawan Turunkan Angka Kematian Pasien Covid-19 Jatim, Relaksasi RS Rujukan Kuncinya
Ia menyebutkan, percepatan penambahan kasus di Jatim sangat tinggi. Bahkan laju penambahan kasus Covid-19 Jatim dari angka 4.000 kasus menjadi 8.000 kasus hanya membutuhkan waktu 14 hari saja.
"Ini yang seringkali membuat kami melakukan telaah mendalam, dan kami mohon arahan dari Bapak Menkes, bahwa attack rate di Kota Surabaya sudah 189,7, sedangkan attack rate Jatim 25, sedangkan nasional attack ratenya 17,8," kata Khofifah.
Khofifah mengatakan, sebenarnya penambahan kasus di Surabaya Raya maupun Jatim sudah pernah menurun saat PSBB.
Saat 8 Juni 2020, saat hari terakhir PSBB transmission rate Jatim sudah di angka 0,86. Namun, angka transmission rate Jatim meningkat lagi menjadi 1,08.
• Terkuak Identitas Mayat Wanita Dibuang di Jurang Pacet, Polisi Sebar Tim, Cari Barang Bukti-Saksi
"Kami ingin sampaikan PSBB Surabaya Raya juga sudah sampai sukses menurunkan transmission rate. Transmission rate Surabaya sudah sempat di bawah 1 tapi sekarang sudah nail kembali, karena setiap ada tambahan kasus tentu transmission rate naik lagi," katanya.
Di Surabaya, Sidoarjo dan Gresik saat akhir masa PSBB angka transmission rate sudah di bawah 1.