Dai Milenial Penting untuk Menjaga Ketentraman Ditengah Derasnya Arus Informasi
Keberadaan Dai Milenial sangat penting untuk menjaga ketentraman berbangsa ditengah derasnya arus informasi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak menyatakan keberadaan serta kehadiran kalangan Dai Milenial di era globalisasi ini sangat dibutuhkan mengingat perannya bisa berfungsi dalam menjaga ketentraman hidup berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Pernyataan Wagub Jatim itu disampaikan sebagai pengantar dalam acara Dialog Dai Milenial bertajuk “Peran Dai Milenial Dalam Menjaga Pancasila dan Meminimalisasi Radikalisme”.
Acara yang dilakukan secara daring atau Zoom Meeting itu digelar oleh Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) kerja bareng Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ( BNPT ) dan Pemprov Jatim pada Sabtu (27/06/2020).
“Keberadaan kalangan ustad, kai atau dai milenial saat ini sangat dibutuhkan dengan semakin derasnya arus informasi, maka peran besar para Dai Milenial itu menjadi sangat urgen guna menjaga ketentraman hidup di bawah naungan NKRI [Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Emil dalam diskusi Dialog Dai Milenial tersebut, sebagaimana siaran tertulis ke TribunJatim.com, Minggu (28/6/2020).
Secara khusus Wagub Jatim memberikan apresiasi atas terselenggaranya acara dialog via daring yang digagas FKPT Jatim tersebut.
“Acara ini sangat bermakna, apalagi digelar di bulan Juni yang bertepatan dengan kelahiran Pancasila. Pemprov Jatim akan terus mendukung acara-acara FKPT Jatim yang bernilai positif dalam mencegah tindak radikalisme dan kekerasan itu,” kata Emil Dardak.
Ketua PWNU Jatim, KH Marzuki Mustamar menegaskan peran da'i milenial harus memberi teladan soal menjadi Muslim yang baik.
“Selain itu Dai Milenial juga dituntut memiliki kesadaran dan tanggung jawab menjaga keamanan, keutuhan dan keharmonisan negara Indonesia,” kata KH Marzuki.
Saad Ibrahim selaku Ketua PW Muhammadiyah Jatim menyampaikan pesan bagi da'i dalam menjaga Pancasila dan meminimalisasi radikalisme.
“Hendaknya para Dai Milenial bisa melakukan dakwah dengan menggunakan teknologi modern khususnya fasilitas medsos [media sosial] mengingat sekarang eranya teknologi digital,” ungkap Saad.
Ketua FKPT Jatim, Hesti Armiwulan menyatakan bahwa meski dalam kondisi pandemi Covid-19, FKPT Jatim tetap melaksanakan amanah yang diemban yaitu melakukan berbagai program sebagai upaya pencegahan Radikalisme di Jatim.
Sehingga diharapkan melalui sinergitas berbagai stakeholders dan partisipasi dari berbagai pihak secara postitif dengan mengedepankan kearifan lokal, agar dapat menjaga Jatim tetap aman damai dan Sejahtera.
“Semua personil FKPT Jatim tetap beraktivitas sesuai dengan tugas dan fungsinya, meski disesuaikan dengan kondisi pandemi Covid-19.
Sejumlah aktivitas via daring telah dilakukan beberapa kali termasuk dengan BNPT. Intinya kewaspadaan dalam menghadapi kemungkinan ancaman tindak kekerasan dan radikalisme tidak boleh kendor,” kata Hesti.
Kabid Agama, Sosbud FKPT Jatim, Muhammad Arifin yang bertindak selaku narasumber menyatakan, peran dai sangat urgen dalam menjaga Pancasila dan meminimalisasi paham radikal yang menjurus pada aksi-aksi terror, mengingat da’i memiliki tugas yang langsung berhadapan dengan masyarakat.