Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Masa Pandemi Covid-19, Dimanfaatkan Pemuda Tulungagung Ini Meraup Uang Dengan Melukis Sepatu

di Dusun Prayan, Desa Sobontoro, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung yang juga mahasiswa D1 Teknik Mesin UNTAG Surabaya ini

Penulis: David Yohanes | Editor: Yoni Iskandar
david yohanes/surya
Yudha Baskoro Hadi (20) melukis sepatu, pesanan pelanggan di Tulungagung 

 TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Dengan penerangan lampu meja Yudha Baskoro Hadi (20) menggoreskan kuas kecil di atas media sepatu.

Sesekali dia mencelupkan ujung kuas dan kembali menorehkan garis. Sebentar kemudian terbentuklah lukisan tokoh kartun Sponge Bob di bagian samping sepatu warna kuning itu.

Saat ditemui di rumahnya, di Dusun Prayan, Desa Sobontoro, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung yang juga mahasiswa D1 Teknik Mesin Universitas 17 Agustus (untag) Surabaya  ini tengah menyelesaikan pesanan sepatu custom. Ia melukis sepatu dengan gambar sesuai pesanan. Usaha ini dilakukan Yudha sejak dua bulan lalu, di masa pandemi virus Corona atau Covid-19.

“Seharusnya saya PKL (praktik kerja lapangan) di Sidoarjo, tapi karena pandemi PKL-nya dibatalkan. Terus saya iseng-iseng melukis untuk mengisi waktu,” ujarnya.

Tidak Bayar Sewa 10 Tahun, Tower Seluler Indosat Disegel Pemilik Lahan di Sumenep

Maia Keceplosan Kuak Panggilan untuk Mulan, Berawal Bahas Angka 23, Dul Jaelani Terdiam, Poppy: Aduh

Pesta Pernikahan Berubah Tragedi, Mantan Pacar Mempelai Pria Ngamuk, Hujan Tangis, Lihat Ending!

Yudha memang punya kemampuan melukis yang diasah sejak kecil. Kini di masa pandemi, ia memanfaatkan kemampuannya untuk melukis sepatu custom. Sepatu yang awalnya biasa saja, di tangan Yudha berubah menjadimenjadi artistik dengan aneka gambar.

"Gambarnya sesuai pesanan. Biasanya mereka kirim desain dulu, setelah oke baru sepatu dikirim ke saya kemudian saya gambar," sambung Yudha.

Banyak pemilik sepatu lama yang mulai kusam memesan gambar pada Yudha. Sepatu lama itu kemudian diubah menjadi nuansa baru, dengan tampilan gambar kekinian. Namun ada pula pemilik sepatu baru yang minta ditambahkan gambar.

Mereka beralasan ingin sepatu yang besa, tidak ada yang menyamai meski mereknya sama. Dengan usahanya ini Yudha bisa mendapat penghasilan, meski tinggal di rumah selama pandemi. Sebab setiap lukisan di sepatu dia pasang harga Rp 100.000-Rp 150.000.

"Dari pada gak ada kegiatan, iseng-iseng melukis di sepatu. Ternyata banyak yang minat," katanya.

Ide melukis sepatu itu datang dari saudaranya. Saat itu Yudha yang baru pulang dari PKL, disarankan mencoba membuat lukisan di sepatu. Iseng-iseng hasil lukisan itu diunggah ke media sosial.

Ternyata lukisan itu banyak yang minat. Pesanan pun satu per satu mulai datang. Bukan hanya dari Tulungagung, pesanan juga dari Surabaya.

"Waktu itu ada sepatu yang mahal, tapi karena pemiliknya sudah bosan diminta dikasih gambar ombak kanagawa. Agak grogi juga, takut sepatunya hilang saat proses pengiriman," ucap Yudha.

Pewarna yang dipakai adalah cat akrilik. Cat ini membutuhkan waktu pengeringan yang lebih lama. Kondisi ini membuat satu lukisan Yudha sekurangnya butuh tiga sampai empat hari.

"Cat ini fleksibel sehingga tidak pecah kalau diaplikasikan di sepatu. Tapi keringnya memang lama," ungkap Yudha.

Sejauh ini tidak ada kendala pengerjaan lukisan sepatu custom ini. Namun karena dikerjakan dengan tenaga manusia, proses produksi tidak bisa dalam jumlah banyak.

Sering kali Yudha menunda pesanan, karena barang yang sedang dikerjakan sudah menumpuk. Atau saat sedang "bad mood". Yudha memilih beristirahat. Sebab jika dipaksanakan melukis, ia takut hasilnya jelek.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved