Virus Corona di Surabaya
Peserta UTBK Wajib Punya Hasil Negatif Covid-19, Calon Mahasiswa Keluhkan Mendadak dan Biaya Mahal
Selain dinilai mendadak, banyak mahasiswa yang mengeluh wajib melakukan rapid test
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Januar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Selain dinilai mendadak, banyak mahasiswa yang mengeluh wajib melakukan rapid test atau swab tes mandiri, biayanya dianggap memberatkan bagi mereka .
Seperti yang disampaikan Ilyas Kurniawan, salah satu calon mahasiswa yang akan melakukan rapid tes di Laboratorium Klinik Pramita yang berlokasi di Jalan Ngagel Jaya Tengah No 71, Surabaya, Jumat (3/7/2020).
Dirinya terpaksa mengikuti rapid tes mandiri karena sebagai syarat wajib untuk bisa mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2020, pada Minggu (5/7).
• Bakal Gugat Aturan Rapid Test, Cak Sholeh Sebut Perketat Protokol Kesehatan Jauh Lebih Baik
Namun menurutnya, biaya yang harus dikeluarkan terbilang mahal.
"Mahal buat rapid tes harus keluar uang 200 ribu," kata Ilyas, Jumat (3/7/2020).
Mustinya, kata Ilyas, jika Pemkot Surabaya mewajibkan aturan tersebut, juga harus memfasilitasi biaya pengecekan.
"Ya kan yang ngeluarin aturan Pemkot Surabaya, ya harusnya fasilitasi kami dong. Tapi malah disuruh cek sendiri," ucapnya.
Saat disinggung Pemerintah Surabaya yang kini sudah memfasilitasi rapid tes gratis di beberapa lokasi perguruan tinggi bagi peserta bidik misi dan warga asli Surabaya, dirinya juga menilai informasi itu terlalu mendadak.
"Ya gimana ya, itu info wajib rapid mendadak. Yang gratis pun juga ndadak.
Memang UTBK ada 2 gelombang, tapi kasihan yang tes awal-awal. Nyoba tes yang di tempat gratis penuh, ya larinya tes mandiri karena takut gak nutut," ucapnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/berita-malang-pedagang-di-kota-malang-lakukan-rapid-test.jpg)