Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Garis Edelweiss Merespons Suasana Hati Lewat Drawing, Selipkan Doa di Tiap Karya

Dalam karya-karyanya, seniman Garis Edelweiss kerap menciptakan suasana, tidak terpatok pada filosofi yang mendalam.

Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM/CHRISTINE AYU
Seniman asal Kota Pasuruan, Jawa Timur, Garis Edelweiss berpose di depan karyanya. Garis kerap menggunakan media pensil dalam berkarya, Sabtu (4/7/2020). 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Christine Ayu

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Melalui drawing, seniman asal Kota Pasuruan, Jawa Timur, Garis Edelweiss menuangkan gagasan dan suasana hatinya.

"Gambar saya lebih banyak tercipta secara spontan. Lebih sering menuangkan suasana hati ke drawing," katanya, Sabtu (4/7/2020).

Dalam karya-karyanya, seniman bernama asli Garis Kabe Muslim ini kerap menciptakan suasana, tidak terpatok pada filosofi yang mendalam.

"Secara spontan, apa yang saya lihat, yang saya rasakan, langsung terbayang menjadi objek. Saya kombinasikan dengan objek-objek lain," katanya.

Misalnya saja menggambar sesosok bayi yang dipadukan dengan objek jagung, dan sebagainya.

Namun, tak jarang seniman kelahiran 1984 ini merespons sebuah tema tertentu, baik lingkungan, sosial, atau yang lain.

Kiprah Garis Edelweiss, Seniman Drawing Spesialis Media Pensil Asal Pasuruan

Saat menggambar, Garis Edelweiss biasanya berada dalam kondisi yang hening dan tenang.

Hal ini membuat pikirannya melayang-layang dan membawa jemarinya menggoreskan pensil sampai menjadi sebuah karya.

"Setiap berkarya, saya selalu menyelipkan doa. Baik itu relevan atau tidak dengan gambar yang saya buat. Saat hening, saya menggambar sekaligus berdoa," katanya.

Ketika memulai berkarya dalam dunia seni rupa yakni pada akhir 2011, karya Garis Edelweiss cenderung acak.

"Bisa dikatakan sekadar bagus. Kalau dicerna, karya saya ternyata korat-karit, objek-objeknya sekadar menempel," ungkapnya.

Kumpulan Gambar Hari Lahir Pancasila untuk Memperingati Kelahiran Dasar Negara di Tanggal 1 Juni

Pada tahun kedua, ia baru merespons eksistensi Pasar Poncol yang memudar dan tergilas oleh modernisasi kota.

"Almarhum bapak dekat sekali dengan Pasar Poncol. Dari kecil sudah di sana. Saat remaja juga bantu-bantu di pasar. Bahkan, bapak juga jadi semacam mantri atau kepala pasar. Saat bangunannya dirobohkan (direnovasi), bapak menjadi orang sakit," katanya.

Seniman asal Kota Pasuruan, Jawa Timur, Garis Edelweiss berpose di depan karyanya. Garis kerap menggunakan media pensil dalam berkarya, Sabtu (4/7/2020).
Seniman asal Kota Pasuruan, Jawa Timur, Garis Edelweiss berpose di depan karyanya. Garis kerap menggunakan media pensil dalam berkarya, Sabtu (4/7/2020). (TRIBUNJATIM.COM/CHRISTINE AYU)

Lukisannya pun menggambarkan hegemoni pemerintah di mana masyarakat tidak lagi bisa berbuat apa-apa.

"Tiga bulan setelahnya, bapak wafat. Sejak itu, karya saya banyak merespons tentang kematian. Jadi agak menyeramkan," katanya.

Seniman Tuban Wadul pada DPRD, Minta Aktivitas Normal, Ngeluh 4 Bulan Tak Kerja hingga Jual Motor

Sebelum meninggal, bapaknya banyak bercerita soal kematian. Seolah-olah memang sudah mati.

"Saya banyak mengangkat objek-objek burung mati, tengkorak, burung gagak, dan lain-lain. Namun setelah setahun, ada sedikit perubahan," ungkap Garis Edelweiss.

Karya-karya selanjutnya kemudian banyak mengusung objek bayi. Ini karena Garis Edelweiss mendambakan kelahiran bayi perempuan.

"Jadi lebih banyak menggambar bayi dan tumbuhan. Jika sebelumnya nuansanya kematian, perlahan berubah ke kehidupan. Akhirnya menjadi harmoni, ada kematian dan kehidupan," ungkap Garis Edelweiss.

Sedangkan akhir-akhir ini, ia lebih banyak menciptakan suasana berkabut dalam sejumlah karyanya.

Buka We the Health, Bupati Mas Ipin Sebut Aplikasi Karya Anak Muda Trenggalek Bantu Atasi Covid-19

"Sekarang jadi banyak eksplor media seperti triplek, kayu, atau bahkan cor-coran. Ya menikmati prosesnya saja," katanya.

Karya-karya Garis Edelweiss cenderung bergaya surealis. Hal ini tak lepas dari sosoknya yang gemar dengan kisah fiksi dengan genre misteri.

"Suka banget sama film yang suasananya digarap secara sureal. Sampai sekarang saya tertarik misalnya sama film animasi Rango yang tokoh utamanya seekor kadal," katanya.

Garis Edelweiss juga banyak terinspirasi dari sejumlah seniman, seperti Zdzisław Beksiński yang identik dengan dark art.

"Saya membuat karya untuk menuangkan apa yang saya rasakan, yang saya suka. Sesederhana itu. Lewat drawing saya juga bisa jadi berkomunikasi dengan orang banyak," tandasnya.

Editor: Dwi Prastika

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved