Lihat Jatuh Bangun UKM Medokan Semampir Geluti Usaha Produksi Tempe, Kini Sehari Bisa Bikin 50 Kg
Ketua UKM Medokan Semampir veritakan jatuh bangun menggeluti usaha produksi tempe sejak tahun 2002. Kini sehari bisa bikin 50 kilogram tempe.
Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pujiati, warga RT 2 RW 2 Medokan Semampir Surabaya secara konsisten menggeluti usaha produksi tempe yang ia mulai sejak 2002 silam.
Ditemui di kediamannya, ketua UKM Medokan Semampir ini terlihat menata sejumlah tempe yang sedang dalam proses fermentasi.
"Sudah delapan belas tahun saya memproduksi tempe. Sebenarnya, sebelumnya saya bikin keripik tempe," katanya.
• Pria Bawa Preman Sekampung ke Resepsi Mantan, Video Dulu Viral: Diobrak-abrik, Mempelai Mengenaskan
• Curhat Engku Emran Kuak Kerinduan, Mantan Bella Ingat Masa Lalu, Pesan ke Aleesya: Moga Tetap Datang
Pada 2002 itu, ia mendapatkan tawaran untuk membuat tempe. Tidak didistribusikan ke pasar tradisional, melainkan dipasarkan ke sejumlah ritel terkenal di Jawa Timur.
"Jadi ditaruh di ritel-ritel. Ada yang di Surabaya, Malang, Pasuruan, dan sebagainya. Nama UKM-nya yaitu UKM Setia Hati," ia mengungkapkan.
Cita rasa tempe buatannya pun dinilai khas dan lebih segar dibandingkan sejumlah produk di pasaran.
• Kisah Polisi di Malang yang Makamkan 5 Jenazah Saat Pandemi Covid-19, Rela Tidur di Atas Nisan
• Intip Gaya Rambut Cita Citata setelah Rencana Pernikahan dengan Roy Geurts Gagal, Patah Hati?
"Sebelumnya kan bikin keripik. Setelah itu ada tawaran bikin tempe dari buyer lokal. Ya akhirnya saya terima, saya coba bikin tempe," ungkapnya.
Saat pertama kali mencoba, Pujiati sempat mengalami kegagalan. Tiga kali membuat, tempe buatannya masih dirasa kurang memenuhi kualifikasi permintaan.
"Tapi saya coba terus. Akhirnya dapat rasa tempe yang pas. Jadi dulu gagal, terus berusaha bikin yang baru, terus seperti itu," katanya.
Tempe produksinya ada yang dikemas bungkus plastik, ada juga yang dibungkus daun pisang yang masih segar.
"Dalam sehari saya bisa bikin sekitar 50 kilogram tempe. Pembuatannya tidak langsung dikirim ke semua ritel. Jadi hari ini ke tempat satu, besok ke tempat yang lain," urainya.
Untuk menghasilkan tempe yang siap kirim, proses pembuatan bisa mencapai empat hari.
"Ini dari proses merebus sampai jadi. Untuk kedelainya saya ambil dari salah satu supplier di Surabaya," katanya.
Agar tempe yang ia berkualitas baik, ia pun memastikan setiap prosesnya secara teliti.
"Pertama, kedelai direbus terlebih dahulu. Kemudian direndam satu malam. Lalu digiling supaya jadi dua," katanya.