Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tak Bisa Datangi ODGJ Satu per Satu, Liana Bentuk Posyandu Kesehatan Jiwa Pertama di Jawa Timur

Tak bisa mendatangi ODGJ satu per satu tiap bulan membuat perawat ODGJ Trenggalek, Liana, membentuk Posyandu Kesehatan Jiwa pada 2015.

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Dwi Prastika
ISTIMEWA/TRIBUNJATIM.COM
Liana, perawat ODGJ asal Kabupaten Trenggalek. 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Aflahul Abidin

TRIBUNJATIM.COM, TRENGGALEK - Pasien aktif orang dengan gangguan jiwa ( ODGJ ) dalam perawatan di wilayah Dongko Trenggalek dan sekitarnya berjumlah 175 orang.

Tak mungkin tim penanganan ODGJ dan kader kesehatan jiwa yang hanya berjumlah 32 orang mendatanginya satu per satu tiap bulan.

Hal itu mengilhami perawat ODGJ Trenggalek, Liana, untuk membentuk Posyandu Kesehatan Jiwa pada 2015.

Ia mengatakan, itu adalah posyandu pelayanan ODGJ pertama yang ada di Jawa Timur.

“Posyandu ini mempertemukan kami semua saban bulan. Selain untuk mengontrol minum obat, juga melatih keterampilan para ODGJ,” ucap Alumnus Profesi S-1 Keperawatan Surya Mitra Husada Kediri itu, Jumat (10/7/2020).

Awalnya, Liana dan tim menggunakan empat kendaraan untuk menjemput ODGJ yang tak diantar keluarganya ke posyandu. Tiga mobil milik puskesmas, satu mobil pribadi Liana.

Lama kelamaan, keluarga tergerak. Banyak dari mereka yang mulai mengantar anggota keluarganya untuk mengikuti rangkaian kegiatan di posyandu.

Liana, Perawat ODGJ Trenggalek yang Mengangkat Martabat Pasien Gangguan Jiwa

Perawat ODGJ Trenggalek Ajak Memanusiakan Pasien Gangguan Jiwa Lewat Konten YouTube

Karena jumlahnya banyak, kegiatan di posyandu dibagi dua kali dalam sebulan. Di sana, para ODGJ diajak untuk berolahraga, tes kesehatan fisik dan mental, juga berketerampilan.

“Setiap bulan jenis keterampilannya berbeda-beda. Kami latih, misalnya, membuat kerajinan dari bambu. Separuh dikerjakan di posyandu, separuh lagi di rumah,” ungkap dia.

Liana, perawat ODGJ asal Kabupaten Trenggalek ketika berkomunikasi dengan salah satu pasien ODGJ.
Liana, perawat ODGJ asal Kabupaten Trenggalek ketika berkomunikasi dengan salah satu pasien ODGJ. (ISTIMEWA/TRIBUNJATIM.COM)

Kerajinan itu kemudian dibawa kembali ke posyandu pada pertemuan berikutnya. Tim penanganan ODGJ lalu membeli hasil kerajinan itu.

Selain melatih kesehatan mental, aktivitas berkerajinan itu juga memberi penghasilan bagi para pasien gangguan jiwa. Dengan begitu, kata Liana, ODGJ tak lagi sekadar dianggap “orang tak berguna” oleh lingkungannya.

Program Teropong Jiwa untuk ODGJ Banyuwangi Kembali Masuk Top 99 Inovasi Kemenpan-RB

RSJ Menur Surabaya Rawat 7 Pasien ODGJ yang Positif Covid-19, Awalnya Ada 12 Pasien

Kerja keras itu membuahkan hasil. Tahun 2018, ia terpilih menjadi tenaga kesehatan teladan nasional.

Setahun kemudian, Liana menerima beasiswa untuk melanjutkan studi S-2 Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang.

Baru-baru ini, ia kembali menerima penghargaan sebagai Gender Champion bidang kesehatan dari Pemerintah Kabupaten Trenggalek.

Editor: Dwi Prastika

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved