Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Virus Corona di Tulungagung

Guru SD di Tulungagung Ini Mengadakan Home Visit Atas Permintaan Orang Tua Siswa

M Yenri Shufianto, guru kelas 6 SDN Mangunsari, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur menggelar karpet di rumah salah satu warga.

Penulis: David Yohanes | Editor: Yoni Iskandar
david yohanes/surya
M Yenri Shufianto memulai pembelajaran di salah satu rumah warga. 

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - M Yenri Shufianto, guru kelas 6 SDN Mangunsari, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur menggelar karpet di rumah salah satu warga.

Dibantu dua anak didiknya, Yenri mempersiapkan tempat belajar dadakan. Atas permintaan para wali murid, Yenri melakukan home visit.

Dari 24 siswanya dibagi dalam empat kelompok kecil, berisi 6-8 anak per kelompok. Dua kali dalam seminggu Yenri melayani tatap muka setiap kelompok.

"Sebelumnya wali murid memberi masukan, karena pembelajaran dar grup WA (Whatsapp) kurang maksimal," ungkap Yenri, Senin (27/7/2020).

Lanjutnya, ada kendala pembelajaran untuk kelas 6 karena materinya lebih sulit. Banyak orang tua siswa yang tidak mampu mendampingi anak-anaknya. Karena itu diusulkan ada home visit dalam kelompok-kelompok kecil.

"Saat ini anak-anak kan tidak bolek ke sekolah sama sekali. Bahkan sekedar mengumpulkan tugas pun tidak dibolehkan," ujar Yenri kepada TribunJatim.com.

Pria Madura Ini Masuk Rumah Lewat Belakang Bawa Benda Aneh, Dipergoki Bocah 7 Tahun, Lihat Nasibnya

MIRIS, ABG 15 Tahun Perkosa Adik Kandung Masih SD Selama 2 Tahun Hingga Melahirkan: Seminggu 2 Kali

Ending Tragis Suami Izin Nikah Lagi, Tewas di Tangan Istri dengan Cara Keji, Adik: Kakak Tak Bahagia

Atas musyawarah orang tua siswa dan para murid, ditunjuklah empat rumah warga untuk home visit. Lokasinya tidak jauh dari sekolah, masuk wilayah Desa Mangunnsari, Kecamatan Kedungwaru.

Yenri sebagai guru kelas melakukan home visit setiap hari Senin dan Rabu, serta Selasa dan Kamis.

"Setiap pertemuan sekitar 1,5-2 jam per kelompok. Hari pertama menyampaikan materi, hari berikutnya evaluasi," terangnya kepada TribunJatim.com.

Setiap kali kunjungan, jam pertama pukul 07.00 WIB hingga 08.30 WIB. Pukul 08.30 WIB hingga 10.00 WIB Yenri sudah ada di kelompok lain. Pukul 10.00 WIB Yenri balik ke sekolah.

Sistem pembelajaran ini sudah berlangsung selama dua minggu. Selama proses belajar bersama ini Yenri melarang para siswa memakai seragam.

Mereka juga diwajibkan menjalankan protokol kesehatan, seperti memakai masker dan cuci tangan sebelum mulai belajar.

"Sebelumnya ada yang pakai seragam, saya minta ganti baju. Sebab jangan sampai ada kesan kita sudah mulai sekolah," ucap Yenri.

Home visit ini dimanfaatkan untuk mata pelajaran eksak, seperti matematika. Sebab mata pelajaran ini butuh penjelasan langsung ke para siswa.

Sementara mata pelajarann lain yang bersifat pengetahuan, memakai Youtube untuk dipelajari di rumah. Sejauh ini respon orang tua siswa sangat mendukung.

Bahkan mereka sebelumnya memberikan fasilitas makanan selama belajar. Namun Yenri melarang, agar aktivitas belajar bisa lebih fokus.

"Saya minta gak usah repot-repot menyediakan makanan. Disediakan tempat saja kami sudah berterima kasih," tegasnya.

Lebih jauh, sebagai guru Yenri merasa prihatin dengan kondisi selama pandemi virus Corona atau Covid-19. Ia mengenang para siswanya tahun lalu, yang lulus tanpa pernah ikut ujian.

Meski proses pembelajaran selesai pada semester pertama, namun seharusnya semester ke-2 dimanfaatkan untuk pendalaman materi.

"Tahun lalu ada kendala pada tahap evaluasi anak karena ada pandemi," pungkas Yenri. (David Yohanes/Tribunjatim.com)

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved