Madura United Meminta Kenaikan Nilai Subsidi Dari Nominal Tawaran Operator Liga
Madura United meminta tawaran nilai subsidi dari PT LIB selaku operator liga pada klub saat kompetisi kembali digelar ada kenaikan.
Penulis: Khairul Amin | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, MADURA - Madura United meminta tawaran nilai subsidi dari PT LIB selaku operator liga pada klub saat kompetisi kembali digelar ada kenaikan.
Disampaikan Zia Ulhaq Abdurrahim, Direktur Utama PT. Polana Bola Madura Bersatu, perusahaan yang menaungi Madura United (MU), sebelumnya dalam virtual meeting dengan perwakilan klub Liga 1, LIB menawarkan subsidi sebesar 800 juta setiap bulan selama kompetisi.
"Kemarin operator menawarkan subsidi Rp 800 juta rupiah mulai bulan September hingga Februari. Tapi banyak klub termasuk Madura United menginginkan nilainya lebih dari itu," kata Zia Ulhaq Abdurrahim pada Surya.
Alasan meminta kenaikan nilai subdisi dijelaskan Zia Ulhaq, karena lanjutan kompetisi nantinya akan ada pembengkakan biaya akibat menyesuaikan protokol kesehatan.
Ia mencontohkan soal transportasi saat away dimana sesuai protokol kesehatan semua tim akan menggunakan jalur darat dengan catatan bus yang digunakan tidak berganti-ganti.
• Ending Tragis Suami Izin Nikah Lagi, Tewas di Tangan Istri dengan Cara Keji, Adik: Kakak Tak Bahagia
• Berikut Fakta-fakta Menarik Dibalik Balapan MotoGP Andalusia 2020: Rossi Comeback
• Terduga Pelaku Pemalsu Tandatangan 4 Ketua Komisi dan Ketua DPRD Pamekasan Diungkap BK
Akibat penerapan protokol kesehatan itu pula, satu deret tempat duduk yang biasa ditempati dua orang akan di isi satu orang untuk berlakukan physical distancing.
Otomatis juga akan ada penambahan unit bus yang digunakan dari biasanya.
"Tidak ada naik pesawat karena protokol dari PSSI, juga setiap bus yang dinaiki oleh pemain dan ofisial, satu deret tempat duduk satu orang sesuai ketentuan physical distancing," jelas pria asal Pamekasan, Madura tersebut.
Pun demikian dengan ketentuan lain penerapan protokol kesehatan dalam proses berjalannya kompetisi, disampaikan Zia Ulhaq akan ada banyak tambahan biaya.
Sementara, pemasukan klub berkurang, terutama karena nantinya kompetisi akan digelar tanpa penonton.
"Klub akan kehilangan poin penting dalam keuangan, terutama soal ticketing karena nanti pertandingan akan digelar tanpa penonton," jelasnya kepada TribunJatim.com.
"Padahal mungkin perlu diketahui kedatangan penonton ke dalam stadion itu menyumbang 40% financial Club selain dari sponsor, distro, juga tentunya subsidi yang sudah menjadi hak kami klub sebagai pemegang saham terbesar di PT Liga," tutur Zia Ulhaq.
Jika saja subsidi yang diberikan PT LIB belum bisa memenuhi kebutuhan operasional klub, ia khawatir akan timbul masalah baru di dalam klub.
"Jika finansial klub tidak sehat, ini akan membawa masalah lagi nantinya. Terutama soal tunggakan gaji karena kesulitan finansial," pungkasnya. (amn/Tribunjatim.com)