Fetish Kain Jarik Mahasiswa Surabaya
Gilang Predator 'Fetish Kain Jarik' Tak Jawab Panggilan Kampus, Unair: Kami Tidak Akan Melindungi
Universitas Airlangga konfirmasi Gilang predator fetish kain jarik adalah mahasiswanya semester 10. Pihak kampus siap menindak tegas pelaku.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Universitas Airlangga (Unair) buka suara terkait kasus Gilang, predator fetish kain jarik.
Pihak kampus menyatakan akan mengambil tindakan tegas terhadap Gilang, mahasiswanya yang melakukan fetish jarik berkedok riset.
Pusat Informasi dan Humas (PIH) Unair, Suko Widodo membenarkan sosok predator fetish jarik berkedok riset yang viral di media sosial merupakan mahasiswanya .
• EKSKLUSIF Pengakuan Korban Gilang Predator Fetish Kain Jarik: Dia Janjikan Bayaran Dobel
• Zaskia Gotik Mendadak Masuk RS, Sikap Sirajuddin Mahmud Diekspos, Lihat Posisinya, Makasih Sayang
Bernama lengkap Gilang Aprilian Nugraha Pratama.
Mahasiswa angkatan 2015 yang berarti saat ini sudah di semester 10.
"Kami secara tegas tidak akan melindungi kesalahan dan akan terus melakukan investigasi. Tentunya akan memberikan sanksi paling tegas karena hal itu merupakan tindakan melanggar disiplin moral mahasiswa,"ujarnya, Kamis (30/7/2020).
• VIRAL Cara Penagih Utang Ngegas Pakai Speaker, Mau Buat Klien Malu Tak Biasa: Jangan Cuma Tau Pake
• Sinopsis Drama Korea Suspicious Partner Episode 14 Kamis, 30 Juli 2020, di NET TV
Sayangnya hingga saat ini, Gilang yang merupakan warga luar kota Surabaya belum bisa dihubungi. Sehingga pihak kampus akan menyerahkan sepenuhnya pada pihak berwenang.
"Kami mencoba menghubungi sejak semalam ramai dibicarakan, tapi hingga sekarang yang bersangkutan tidak menjawab dan tidak hadir. Untuk itu kami terus melakukan pelacakan dan investigasi lanjutan," lanjutnya.
Untuk itu sidang komite etik Fakultas Ilmu Budaya Unair sedang mencoba menghubungi Gilang dan keluarganya.
"Dulu pernah terjadi saat Gilang jadi panitia maba, tapi tidak dilaporkan ke dekanat. Dan sekarang sudah viral di sosial media dan ada yang melapor makanya kami adakan sidak kode etik," pungkasnya.
Penulis: Sulvi Sofiana
Editor: Heftys Suud