Kasus Kematian Pasien Covid-19 di Surabaya Banyak Dipengaruhi Komorbid, Dinkes Kuak Fakta Penting
Kasus kematian pasien Covid-19 di Surabaya masih dipengaruhi oleh penyakit penyerta atau komorbid.
Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Januar
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Yusron Naufal Putra
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kasus kematian pasien Covid-19 di Surabaya masih dipengaruhi oleh penyakit penyerta atau komorbid.
Dari catatan Dinkes Surabaya, komorbid itu bahkan terjadi hingga 90 persen kasus kematian pasien Covid-19.
Data kumulatif Dinkes Surabaya per tanggal 28 Juli 2020, ada 754 orang meninggal dunia karena Covid-19. Dari jumlah itu, 714 orang di antaranya disebut meninggal disertai dengan komorbid atau penyakit penyerta. Sedangkan sisanya, murni karena kasus Covid-19.
Kadinkes Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan, ada beberapa langkah yang sejauh ini diambil Pemkot Surabaya, di antaranya menaruh perhatian lebih pada masyarakat yang dinilai rentan tertular Covid-19 serta yang memiliki penyakit penyerta.
“Kami mendata pasien rentan dan komorbid, artinya rentan adalah mulai dari lansia, ibu hamil ditambah dengan pasien komorbid,” kata Feny, sapaan akrab Febria Rachmanita, Kamis (30/7/2020).
• Pandemi Covid-19 Membuat Sanusi Leluasa Memutasi Camat, Bupati Diberi Kewenangan Evaluasi
Bagi warga yang memiliki komorbid seperti diabetes, hipertensi, komplikasi, asma, hingga jantung, Pemkot melakukan pemantauan ketat melalui Puskesmas.
Sedangkan bagi ibu hamil, mereka juga dipantau dan didampingi oleh tiap-tiap bidang kelurahan bahkan, sejak minggu pertama kehamilan hingga melahirkan, ibu hamil di Surabaya menjadi tanggung jawab masing-masing Bidan kelurahan.
“Pada minggu ke 37 ibu hamil itu kita juga melakukan swab, setelah itu menentukan rumah sakit mana yang akan menjadi tempat rujukan oleh Puskesmas,” ungkap dia.
Kemudian, Feny mengatakan, pihaknya juga melakukan pemantauan pasien yang menjalani rawat jalan atau telah dipulangkan dari rumah sakit. Untuk itu, rumah sakit diminta untuk aktif lapor update jumlah pasien melalui aplikasi milik Pemkot.
Sedangkan upaya Pemkot Surabaya dari sisi kuratif, diantaranya adalah menambah tempat tidur dan rumah sakit rujukan atau non rujukan untuk pelayanan pasien Covid-19. Selain itu pula, lanjut Feny, penambahan ventilator di rumah sakit juga dilakukan.
"Penambahan 17 ventilator di rumah sakit, kita juga bantu sistem rujukan supaya cepat dan tepat. Jadi rumah sakit mana yang ada ventilator itu saling bersahutan,” jelasnya.