Kisah Pilu Anak 6 Tahun ‘Saksi’ Ibunya Diperkosa Bergantian, Hamil & Melahirkan, Dinsos: Mengerikan
Memilukan kisah anak 6 tahun yang dipaksa menjadi 'saksi' ibunya yang diperkosa secara bergantian hingga hamil dan kini melahirkan, kasus mengerikan.
Penulis: Ignatia | Editor: Sudarma Adi
Stress Karena Narkoba
Saat pertama kali ditemukan Dinas Sosial, IN berada di salah satu perahu kayu bekas di pinggir pantai jalan Lingkar Nunukan Selatan, ia selalu memegang tangan anaknya dan membawa tas kecil.
Dalam tas tersebut terdapat banyak nomor ponsel orang yang diduga adalah pemain narkoba.
Hal ini juga sempat menjadi penelusuran pihak kepolisian yang diminta Dinsos Nunukan mengawal evakuasi IN dari perahu bekas tersebut.
"Menurut polisi, IN ini kemungkinan akan dijadikan kurir narkoba, dan tidak menutup kemungkinan otaknya terganggu akibat narkoba juga,’’ kata Yaksi.
Dinas Sosial juga sudah berupaya menelusuri keluarga IN di Pinrang Sulawesi Selatan.
Mereka menemukan nenek IN yang sudah sepuh yang butuh perawatan.
Upaya memulangkan IN juga sudah dilakukan dua kali.
IN sering mengamuk dan melompat dari mobil sehingga mau tidak mau, petugas sosial membiarkan IN dan anaknya menempati RPTC.
"Kalau dipulangkan dia harus merawat neneknya, tidak mungkin dengan kondisi demikian pastinya, kita pulangkan dia mengamuk, bagaimana nanti di kapal lepas saat petugas kita lengah, terlalu berisiko, jadi kita biarkan di RPTC, entah sampai kapan, dia sudah lebih enam bulan di situ," tuturnya.

• Tragedi Pasutri Baru Pindah Rumah, Suami Tewas Akibat Ketemu Pria Lain, Ending Istri Dihukum Gantung
Anak Jadi 'Saksi' Pemerkosaan
Sebagaimana dijelaskan Yaksi, selain mengalami gangguan kejiwaan atau orang dengan gangguan jiwa ( ODGJ), IN memiliki paranoid akut.
Dia akan lepas kendali ketika sang anak jauh darinya.
Meski tidak pernah jauh dari anak, orang-orang yang tega memanfaatkan IN sebagai pelampiasan nafsu tidak peduli akan hal tersebut.
"Dan perbuatan itu dilakukan dengan disaksikan anaknya, itu sangat mengerikan, sang anak kami tanya juga bercerita apa yang dilihatnya, ada banyak yang melakukan itu disaksikan si anak, ini menjadi bahan pemikiran kami,’’katanya.