SMP Simulasi Tatap Muka, Pakar Pendidikan Sampaikan Pembelajaran Tak Hanya Bicara Protokol Saja
Dinas Pendidikan Kota Surabaya saat ini sedang melakukan simulai pembelajaran tatap muka untuk tingkat SMP.
Penulis: Zainal Arif | Editor: Pipin Tri Anjani
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Dinas Pendidikan Kota Surabaya saat ini sedang melakukan simulai pembelajaran tatap muka untuk tingkat SMP.
Pakar pendidikan dari Universitas Ciputra Surabaya, Lucky Cahyana Subadi mengatakan apapun bentuk pembelajarannya harus mengutamakan kesehatan, keamanan dan perencanaan mengajar.
"Ini bukan perkara melakukan pembelajaran online atau offline, tapi bagaimana para pengajar atau fasilitator membuat rencana dan strategi pembelajaran yang kondusif dan aman untuk mencapai tujuan belajar," kata Lucky kepada SURYA.co.id (grup TribunJatim.com), Rabu (5/8/2020).
Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Teaching Learning Innovation Centre (TLIC) Universitas Ciputra Surabaya ini menyarankan sekolah agar sekolah jauh-jauh hari sudah mulai merancang metode pembelajaran offline, agar siswa bisa belajar secara aman, tujuan belajar tercapai dan yang penting sekolah tak beresiko menjadi cluster baru penyebaran Covid-19.
• Dindik Jatim Siapkan Wacana Pembelajaran Tatap Muka SMA/SMK, Kesiapan Psikologis Siswa Penting
• NEWS VIDEO - SMPN 3 Surabaya Gelar Simulasi Pembelajaran Tatap Muka, Pastikan Siswa Aman Covid-19
"Yang perlu dipahami ini bukan hanya persoalan protokol kesehatan yang harus dilakukan, namun bagaimana mengimplementasikan rencana pembelajaran ke dalam proses mengajar yang efektif sehingga tujuan pembelajarannya tercapai. Percuma tatap muka tapi guru tidak siap dengan rencana dan strategi belajar, sehingga pembelajaran malah kurang atau tidak bermakna bagi siswa" ungkapnya.
Dalam melakukan pembelajaran tatap muka, sekolah harus mampu merancangan penugasan dan penilaian yang benar benar bermakna dan melatih kompetensi siswa.
"Nilai disini tak hanya perihal menjawab soal latihan ya tapi juga bagaimana melatih kemampuan siswa dalam menerapkan apa yang sudah dipelajari untuk menjawab kebutuhan jaman," ujarnya.
Namun ia tak menampik, bahwa pembelajaran tatap muka akan sangat membantu para siswa dalam melatih kompetensi diri contohnya kegiatan praktikum atau kegiatan interaktif lainnya.
"Memang ada beberapa pembelajaran tak bisa digantikan secara virtual, seperti contoh kegiatan belajar kuliner. Siswa harus berada di kitchen lab untuk berlatih memasak; berinteraksi dengan bahan masakan dan peralatan dapur. Namun sekali lagi semua kegiatan harus tetap menerapkan protokol kesehatan dimana laboratorium dibatasi jumlah siswanya sesuai dengan kapasitas dan luas ruangan, serta praktik mensterilkan peralatan setelah selesai digunakan," ujarnya.
• Profesi Asli Hadi Pranoto yang Klaim Temukan Obat Covid-19 di Video Anji Terungkap, Bukan Alumni IPB
• Rekomendasi IDI Surabaya Soal Rencana Sekolah Tatap Muka SMP: Didata Dulu Mana Siswa yang Komorbid
Untuk dapat berhasil menjalankan pembelajaran tatap muka, Lucky menyarankan sekolah harus bisa memilah-milah dalam melakukan kegiatan pembelajaran tatap muka agar dapat mengurangi pertemuan dan interaksi.
Salah satunya adalah dengan melakukan metode modus ganda (Blended Learning) dimana tidak semua pembelajaran harus dilaksanakan dengan tatap muka.
Demikian juga sebaliknya, tidak semua pembelajaran dilakukan secara tatap maya (online).
"Dalam hal ini harus ada perubahan pola fikir yang ditanamkan oleh seorang guru ataupun murid bawasannya pembelajaran tatap muka dulu dan sekarang berbeda, sehingga harus menemukan metode yang tepat misalnya metode modus ganda (blended learning)," ungkapnya. (Surya/Mohammad Zainal Arif)
Editor: Pipin Tri Anjani