Bunuh Janda Sidoarjo, Pria Malang Lontang-lantung di Surabaya: Sembunyi di Tempat Main Game Online
Nasib warga Karangploso Malang setelah bunuh janda warga Perumahan Alam Juanda, Sedati, Sidoarjo. Polresta Sidoarjo: lontang-lantung di Surabaya.
Penulis: M Taufik | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Janda yang tinggal di Perumahan Alam Juanda, Sedati, Sidoarjo tewas dibunuh pemuda warga Karangploso, Malang.
Pelaku bernama Bayu Andi Irawan (32) ini sempat lontang-lantug di Surabaya usai menghabisi pacarnya, Irine Siska Widyastuti (43).
Setelah membunuh korban, Bayu mengambil mobil HRV bernopol L 1487 IU milik perempuan yang bekerja sebagai manager regional sebuah perusahaan swasta itu.
• Matangkan Persiapan Jelang Liga 1 2020, Madura United Pastikan Tak akan Gelar Pemusatan Latihan
• Pilu Hati Wanita Ngaku Mertua Rizki DAcademy, Tak Diundang, Restu Tersendat? Bukan Nadya yang Izin
Dia pulang ke rumahnya di Malang mengendarai mobil tersebut.
"Mobil itu kemudian dititipkan ke temannya di Malang," ujar petugas Polresta Sidoarjo yang menangani perkara ini, Sabtu (15/8/2020).
Untuk menghilangkan jejak, dia ganti nomor handphone dan membuang ponselnya. Menukar dengan ponsel lain. Kemudian berangkat ke Surabaya naik angkutan umum.
• Penjelasan GKJW Purwoasri Kediri soal Pemberkatan Pernikahan Nella Kharisma dan Dory Harsa
• Momentum HUT RI ke-75, DPRD: Jawa Timur Siap Dukung Presiden Jokowi Buat Lompatan
Di Surabaya, pria lulusan teknik informatika ini berpindah-pindah lokasi.
Lontang-lantung di kawasan Ampel, Jojoran, Medokan, dan beberapa tempat lain. Tak jarang, dia rela tidur di SPBU selama pelariannya itu.
"Pelaku juga mengaku sempat ngekos di Surabaya. Tapi dia langsung kabur begitu merasa sedang dicari polisi," lanjut petugas reskrim tersebut.
Sampai akhirnya, dia terdeteksi ketika sedang berada di sebuah tempat bermain game online. Sekitar satu bulan pelarian, pelaku pembunuhan ini berhasil diringkus petugas.
"Karena kepergok, dia tidak bisa kabur. Dan tersangka langsung dibawa ke Polresta Sidoarjo untuk menjalani pemeriksaan," kata Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji.
Kecurigaan polisi terhadap Bayu berawal ketika petugas sedang melakukan penyelidikan atas kematian Irine. Semua orang dekatnya dimintai keterangan.
Petugas dapat informasi bahwa Irine dekat dengan Bayu. Tapi pria itu tidak bisa dihubungi ponselnya. Kemudian didatangi ke rumahnya di Malang juga tidak ada.
Kecurigaan petugas dikuatkan dengan beberapa alat bukti dan keterangan saksi lain. Dari sana, akhirnya terungkap bahwa Bayu adalah pelaku utama pembunuhan ini.
"Pelaku terbilang licin. Dia sulit terendus. Ponsel dan nomornya semua diganti. Termasuk penelusuran dari media sosialnya juga sulit. Untungnya petugas mendapat beberapa petunjuk tentang dia, sehingga bisa diungkap," urai Sumardji.
Dalam pemeriksaan Bayu, terungkap fakta mengejutkan. Dia mengaku cemburu, hingga gelap mata dan tega membunuh pacarnya tersebut 27 Juni 2020 lalu.
Awalnya, sekira pukul 21.00 WIB, Bayu datang ke rumah Irine. Dia sempat kaget karena ketika datang ada dua pria keluar dari rumah Irine.
Meski cemburu, emosinya berhasil diredam. Bayu dan Irine kemudian makan bersama di rumah, dilanjut minum-minuman keras berdua.
"Minum red label," ujar Bayu saat ditanya penyidik.
Usai pesta miras, mereka pun berhubungan layaknya suami istri. Pagi hari setelah bangun tidur, Irine masak dan sempat makan berdua di rumah kontrakan tersebut.
Sekira pukul 09.00 WIB keduanya kembali menenggak miras di ruang tamu rumah tersebut sambil tiduran. Nah, saat itulah Bayu mencium bau seperti sperma di sofa rumah Irine.
Bayu marah-marah, kemudian terjadi cekcok mulut di antara mereka. Pelaku kemudian mendorong korban hingga jatuh ke lantai ruang tamu. Lalu korban dibekap dengan tangan pelaku hingga tak bisa bernafas.
Melihat korban tak bernyawa, pelaku kemudian kabur membawa mobil Honda HRV bernopol L 1487 IU milik korban.
Irine Siska sendiri ditemukan tergeletak di ruang tamu rumahnya di Perumahan Alam Juanda, Desa Pepe, Kecamatan Sedati, Sidoarjo Rabu (1/7/2020) lalu. Saat ditemukan kondisinya sudah membengkak.
Yang pertama menemukan adalah Adi Wicaksono, adik ipar korban. Pria asal Krian itu datang ke rumah Irine setelah diminta tolong oleh keluarga. Karena sudah tiga hari tidak bisa dihubungi.
Karena telpon berbunyi tapi tidak ada respon, keluarga bersama petugas mendobrak rumah korban. Saat itulah, ditemukan Irine sudah tergeletak tak bernyawa di ruang tamu rumahnya.
Penulis: M Taufik
Editor: Heftys Suud