Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

SMA/SMK dan PKPLK di Surabaya Belum Dapat Izin Pembelajaran Tatap Muka di Tengah Pandemi Covid-19

Tidak semua daerah di Jawa Timur mendapat ijin untuk menggelar proses belajar mengajar di sekolah meskipun dengan protokol kesehatan ketat.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Pipin Tri Anjani
SURYA/HABIBUR ROHMAN
Siswa mengikuti pembelajaran secara tatap muka pada simulasi sekolah 'New Normal' di SMKN-6 Surabaya, Rabu (12/8/2020). Simulasi ini menerapkan 25% persen dari total siswa dalam kelas sekaligus untuk mengetahui kesiapan dan kekurangan pihak sekolah pada penyelenggaraan Pendidikan Tatap Muka (PTM). 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pembelajaran tatap muka (PTM) di Jawa Timur akan dimulai Selasa (18/8/2020).

Namun, tidak semua daerah di Jawa Timur mendapat ijin untuk menggelar proses belajar mengajar di sekolah meskipun dengan protokol kesehatan ketat.

Seperti halnya di Surabaya yang masih berada di zona merah kasus Covid-19.

Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdindik) Jatim Wilayah Surabaya dan Sidoarjo, Lutfi Isa Anshori menuturkan berdasarkan update data dari peta sebaran Covid-19 di Jawa Timur, Surabaya dan Sidoarjo masih belum bisa menggelar pembelajaran tatap muka.

Karenanya, SMA/SMK/PKLK tetap melakukan pembelajaran daring.

Hari Pertama Uji Coba Sekolah Tatap Muka di Jatim Digelar Besok, Khofifah akan Tinjau 2 Sekolah Ini

Sosok Indrian Puspita Pembawa Bendera Istana, Perjuangan Dibayar Lunas, Inikah Bonus Fantastisnya?

"Kami belum bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka. Untuk Sidoarjo juga sama, masih belum bisa. Tapi persiapan dan simulasi (protokol kesehatan) tetap dilaksanakan di sekolah-sekolah," ungkapnya, Senin (17/8/2020).

Kesiapan yang dimaksud Lutfi sapaan akrabnya, mulai sarana prasarana seperti tempat wastafel yang harus disesuaikan dengan rasio siswa, kantin sekolah harus dikontrol bagaimana pelayananannya, penyediaan masker cadangan.

Serta perampingan jam mengajar dan materi pembelajaran. Terakhir, jumlah siswa yang terbatas.

"Sesuai dengan instruksi Kepala Dinas Pendidikan, sekolah tetap diminta untuk menyiapkan sarana prasarana, untuk persiapan sewaktu-waktu jika sudah memenuhi syarat dilaksanakannya pembelajaran tatap muka," jelasnya.

Lutfi juga meminta agar kepala sekolah bersama komite terus melakukan sosialisasi terkiat pembelajaran tatap muka terbatas kepada orang tua dan siswa.

Sebelum Ramai Isu Tengkar, Ada Cerita Rizki DAcademy Soal Malam Pertama dengan Nadya: Kayak Asing

"Sembari kita menunggu perkembangan kategori zona, sekolah tetap melaksanakan pembelajaran daring atau PJJ dengan mempertimbangkan efektifitas pembelajaran dan ketercapaian kurikulum," pungkasnya.

Belum didapatkannya izin pertemuan tatap muka juga dibenarkan Kepala SMKN 6 Surabaya, Bahrun yang sekolahnya menjadi pilot projek untuk persiapan pembelajaran tatap muka.

Namun hingga saat ini masih belum mendapat ijin untuk pembukaan sekolah.

"Bedasarkan SE Cabdin (cabang dinas) satuan pendidikan di Surabaya masih belum bisa dan belum mendapat ijin untuk digelar pembelajaran tatap muka," ujar Bahrun.

Namun, dari simulasi yang dilakukan pihaknya minggu lalu ia mengaku mempunyai pengalaman ketika pembelajaran tatap muka diijinkan untuk dibuka.

"Bagaimana menangani siswa ketika masuk harus gimana, ini kita sudah tahu dari evaluasi yang kita lakukan selama empat hari itu," imbuhnya.

Sebelumnya, dalam simulasi PTM SMKN 6 Surabaya, pada Selasa (11/8) lalu, pihaknya telah menyiapkan berbagai sarpras untuk tetap membuat sekolah aman dengan memperhatikan kesehatan siswa juga tenaga pendidik dan kepedidikan.

Lama Tak Muncul, Momo Geisha Tiba-tiba Sindir Keras Suami Sibuk Sendiri: Istri Hamil Butuh Perhatian

Mulai dari penyediaan 9 thermo gun dan 30 lebih wastafel di sudut sekolah. Akan tetapi, ia juga mengakui kebiasaan baru untuk menjaga jarak antar siswa masih belum bisa dilakukan secara disiplin.

"Dari evaluasi kita, saat pulang sekolah masih ada gerombolan orang tua atau ojol yang jemput. Ini jadi warning bagi kita. Dan memang ini kebiasaan baru. Karena masih belum terbiasa, jadi guru-guru juga sering mengingatkan untuk tetap menjaga jarak," katanya

Di samping itu, pihaknya juga telah membuat skema PTM jika bisa dilaksankan. Yakni materi yang disampaikan akan berfokus pada teori dan pembelajaran adaptif-normatif. Pasalnya, pembelajaran tatap muka maksimal hanya tiga jam pelajaran.

"Ada pemampatan kompetensi dasar (KD) materi yang akan disampaikan. Kita sudah koordinasi dengan guru mapel (mata pelajaran) karena waktunya hanya 4 jam, maka ini tugasnya guru-guru untuk berkreasi dengan materi dan waktu yang diberikan terbatas," tambahnya.

Namun, untuk pembelajaran materi produktif atau kejuruan, pihaknya akan menggunakan metode center of teacher. Di mana, ketika praktikum guru yang akan mempraktikkan dan siswa menganalisanya.

"Untuk metode itu akan diterpkan di jurusan-jurusan yang praktekkan mandiri seperti kecantikan. Tapi untuk praktik yang dilakukan secara kelompok ini beda lagi. Maka siswa yang melakukan praktik sendiri. Jumlahnya tergantung tingkat kompleksitas praktik, minimal dua siswa. Tergantung peralatan praktiknya juga," jelasnya. (SURYA/Sulvi Sofiana)

Editor: Pipin Tri Anjani

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved