Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Citizen Journalism

Cerita Kelam I Gede Swadiaya Hingga Dapat Hidayah, Berawal dari Kecelakaan, Trenyuh Dengar Adzan

Sosoknya tegas namun ramah. Sorot matanya tajam, narasi-narasinya lugas terukur. Tangannya terlihat masih kekar berurat.

Editor: Sudarma Adi
ISTIMEWA/TRIBUNJATIM.COM
I Gede Swadiaya alias Muhammad Khairuddin 

Khoiruddin mengisahkan, Yusuf tidak pernah resek dengan gaya hidupnya yang preman. Tak jarang, ia ngobrol sembari mabuk di hadapan Yusuf. “Kadang ia mengingatkan, jaga kesehatan, jangan terus terusan mabuk,” kata ayah satu putra ini.

Hingga suatu ketika, ia datang saat Yusuf persiapan solat. Dengan cueknya, Khoiruddin membuka miras red label, duduk lalu diminumnya sampai teler. Sementara, Yusuf asyik meriung dengan Tuhannya dalam sembahyang yang khusyuk.

“Dalam kondisi mabuk, saya mendengar lantunan bismillahirrohmanirrohim, hati saya kok tergetar bahagia. Apa ini? Kok hati saya ceesssss. Padahal mabuk,” ujarnya.

Saat itu, secuil hidayah sudah mulai meresap, namun ia masih belum mengikuti kata hatinya itu.

Hingga pada 1999 akhir, suatu malam ia mengendarai RX King kesayangannya ke Klungkung. Dalam kondisi teler, ia kecelakaan di Kali Unda, pukul 21.00 WITA. Tak seorang pun tahu bahwa ia kecelakaan. Badannya tertindih motor di bibir jurang Kali Unda sekira 10 meter dalamnya.

“Saya dibangunkan adzan subuh. Reflek, saya mengucap astaghfirulloh. Padahal gak ngerti artinya hahahahaha,” runtut ia bercerita.

Sejenak kemudian, ia terus berucap astaghfirulloh sembari mengangkat motor yang menindihnya. Entah kekuatan darimana, ia berhasil menyingkirkan motor yang menindihnya tersebut, lalu berangkat pulang ke kontrakannya.

Ketemulah dengan Yusuf yang saat itu usai menjalankan salat subuh. Kalimat pertama yang meluncur dari mulutnya adalah, ISLAM.

“Ustad, saya mau masuk islam,” ujarnya.

Yusuf pun kaget, dan mengiranya kesurupan.

“Kamu kenapa? Kesurupan?” tanya Yusuf.

“Tidak, saya serius. Saya sangaaaaaat serius,” balas Khoiruddin.

Keduanya lalu berdiskusi serius. Yusuf mengatakan, agar Khoiruddin untuk mengikuti kata hatinya. Lalu, menyelami islam dulu agar tidak kecewa.

“Dia bilang, mengislamkan kamu itu gampang, tetapi mengislamkan hatimu itu yang paling utama. Dia bilang seperti itu. Mulailah saya belajar wudhu, belajar salat, tetapi belum islam. Masih mabuk hahahahahaha,” ujarnya.

Sekejap kemudian, ia menunduk.
“Saya rindu beliau (Ustad Yusuf). Sungguh saya rindu. Saya ingin berterimakasih karena mengenalkan saya pada islam. Siapapun yang menemukan, saya ingin sekali bertemu belio. Sampaikan rindu saya ,” ujarnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved