Pandemi Covid-19 Membuat Jasuindo Koreksi Target Penjualan Jadi Rp 1 Triliun
Perusahaan percetakan dokumen niaga PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk melakukan koreksi target penjualan di tahun 2020 ini.
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM,SURABAYA - Perusahaan percetakan dokumen niaga PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk melakukan koreksi target penjualan di tahun 2020 ini.
Hal itu merupakan imbas dari pandemi Covid-19 yang membuat target penjualan di semester I tahun ini masih tercapai 30 persen dari target yang dikoreksi.
Lukito Budiman, Direktur Keuangan perseroan yang melantai di bursa dengan kode JTPE tersebut, mengatakan, perseroan mengoreksi proyeksi target penjualan dari Rp 1,3 triliun menjadi Rp 1 triliun hingga akhir tahun 2020 ini.
"Koreksi kami lakukan, dan kami terus memantau kondisi pasar dan bisa jadi kami lakukan koreksi lagi secara per kuartal," jelas Lukito saat publik expose dan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan dan luar biasa tahun buku 2019, di Surabaya, Selasa (25/8/2020).
Penjualan semester I tahun 2020 yang masih 30 persen dari target yang dikoreksi, tidak membuat perseroan diam saja. Menurut Lukito, perseroan melakukan strategi usaha dengan membidik sektor industri kesehatan dan farmasi sebagai pasar baru. Mengingat sektor ini yang bertumbuh di tengah pandemi covid 19 yang belum diketahui kapan akan berakhir.
• Wisata Gunung Bromo Dibuka Bertahap, Berikut Protokol Kesehatan yang Wajib Dipatuhi Wisatawan
• Terbongkar Sebab Nadya Lepas Cincin Kawin, Rizki DA Beri Pesan Tersirat? Berpisah, Semoga Bahagia
• Akhirnya Ketahuan Penyakit Sebenarnya Ustaz Yusuf Mansur, Anak Kuak Gaya Hidup Ayah: Muncul Lagi
"Di semester II ini kami siapkan strategi dengan produk label bagi obat-obatan, suplemen dan vaksin," ungkap Lukito.
Bahkan untuk vaksin, perseroan membidik pasar jangka panjang. Mengingat vaksin disampaikan akan tersedia di akhir tahun. Namun dengan adanya statement Presiden Amerika Serikat (AS), Trumph yang vaksin siap sebelum pemilu AS yang akan berlangsung pada November 2020 mendatang, perseroan melihat peluang yang besar pada produk vaksin sebelum akhir tahun ini.
"Sementara di lokal Indonesia, saat ini ada vaksin yang sudah ditemukan diminta untuk diuji ulang hingga enam bulan. Tapi kami tetap optimis melihat peluang label vaksin ini," lanjut Lukito.
Label obat-obatan, suplemen dan vaksin sangat besar mengingat perlu dokumen niaga dengan tingkat keamanan yang ketat untuk menghindari pemalsuan produk. Khusus untuk vaksin, potensinya di Indonesia mencapai 190 juta vaksin.
"Ini yang cukup menarik bagi kami untuk ikut serta dalam pengadaan label dengan keamanan yang diharapkan," jelas Lukito.
Penjualan produk labeling produk farmasi dan kesehatan ini diharapkan bisa menjadi pengganti revenue atau pendapatan dari produk kartu
KTP, kartu kredit dan kartu pasport yang mengalami penurunan selama pandemi. Dengan penurunnya sekitar 30 sampai 40 persen.
"Diharapkan label untuk sektor kesehatan ini bisa menggantikan yang turun tersebut," tandas Lukito.(Sri Handi Lestari/Tribunjatim.com)