Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Bikin Wisata Petik Jeruk, Ini Cara Petani Lumajang Jaga Stabilitas Harga yang Semakin Turun

Petani jeruk di Lumajang mengubah perkebunannya di Desa Kebonsari, Kecamatan Sumbersuko menjadi tempat makan berkonsep agro wisata

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Pipin Tri Anjani
SURYA/Tony Hermawan
Warung makan di Lumajang yang berkonsep agro wisata petik buah jeruk, Sabtu (12/9/2020). 

TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Hasil bumi Lumajang memang menjanjikan.

Lokasinya, yang dekat dengan dengan kaki Gunung Semeru, kesuburan tanahnya selalu mendatangkan berkah bagi masyarakat sekitar.

Tak hanya terkenal dengan pertambangan pasir, hasil buah-buahan Lumajang juga tak perlu diragukan. Tak terkecuali untuk buah jeruk.

Insiden Pengantin Wanita Nangis di Pojokan Gegara Riasannya, Suami Takut Viral, Pingsan: Guna-guna

BREAKING NEWS: Satu Bakal Calon Pilkada Trenggalek Positif Covid-19 Jalani Isolasi di Luar Kota

Namun, menurut pengakuan beberapa petani, belakangan ini harga jeruk di pasaran sering menurun. Terlebih di masa pandemi Covid-19 sekarang.

Petani menilai biaya perawatan jeruk tak sebanding dengan harga jual.

Berangkat dari keresahan ini, Gatot Sutoyo yang merupakan petani jeruk pun mengubah perkebunannya di Desa Kebonsari, Kecamatan Sumbersuko menjadi tempat makan berkonsep agro wisata bernama Warung Angkringan & Pemancingan (WAP) Jerman (Jeruk Manis).

"Mulanya karena harga jeruk semakin murah dan apalagi biaya pupuk mahal, sehingga saya punya ide membuat agro wisata petik jeruk," kata Gatot, Sabtu (12/9/2020).

Di atas lahan seluas 500 meter, pengunjung diberi leluasa memetik jeruk sepuasnya.  

2 Bocah Meninggal di Sungai Song Tulungagung, Asyik Main, Tak Tahu Sungai Gerong 4 Meter

Berapa pun jeruk yang dipetik pengunjung, bisa dimakan secara cuma-cuma.

"Jadi kalau makan disini gratis sepuasnya, tapi kalau dibawa pulang tinggal bayar," ucapnya.

Gatot menjelaskan, tujuan membuka menciptakan tempat warung berkonsep agro wisata salah satunya untuk menjaga kestabilan harga jeruk.

"Adanya wisata petik yang mana nanti harga jeruk bisa lebih mahal (stabil), karena pada waktu proses metiknya itu senang. Jadi pengunjung tahu oh ini jeruk fresh," ucapnya.

Kisah Pria Asal Indonesia Dibayar Adobe Rp 90 Juta Gara-gara Foto Editan: Perjuangan Berdarah-darah

Menurut Gatot, warna jeruk-jeruknya yang hijau sekilas menggambarkan jeruk belum masak. Namun, ia memastikan ketika dikupas rasa jeruknya manis.

"Alhamdulillah meskipun ini warnanya hijau tapi rasanya manis," ujarnya.

Selain itu, kata Gatot, dibukanya tempat ini, dirinya berkeinginan membuat kebun jeruknya menjadi tempat wisata yang ramah keluarga.

"Saya lihat kan tempat wisata-wisata kan gencar sekarang, akhirnya saya kepikiran gimana caranya bikin wisata di atas lahan jeruk," pungkasnya. (SURYA/Tony Hermawan)

Editor: Pipin Tri Anjani

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved