Kerja Sama UTM dengan Desa Alang-alang Bangkalan, 7 Warga Dapat Beasiswa, Role Model Kampus Merdeka
Universitas Trunojoyo Madura (UTM) kerja sama dengan Pemerintah Desa Alang-alang. Beri 7 warga desa beasiswa kuliah. Jadi role model Kampus Merdeka.
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, BANGKALAN - Rogib Mustofa (18), warga Desa Alang-alang, Kecamatan Tragah, Kabupaten Bangkalan tidak kuasa menyembunyikan kegembiraannya saat hadir dalam Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB).
Kegiatan tersebut berlangsung di Gedung Rektorat Universitas Trunojoyo Madura (UTM) lantai 10, Senin (14/9/2020).
Rogib menjadi salah satu dari tujuh warga Desa Alang-alang yang mendapatkan beasiswa hasil kerja sama Pemerintah Desa Alang-alang dan UTM.
"Senang sekali, saya memang ingin sekali kuliah. Akhirnya difasilitasi Pak Klebun (kepala desa)," ungkap Alumnus STAIS Syaichona Cholil itu kepada awak Tribun Jatim.
UTM menjadikan Desa Alang-alang sebagai role model untuk pengembangan Kampus Merdeka. Seperti kebijakan Kementerian Pendidikan dan menjadi Desa Surga yang dikampanyekan Kementerian Desa (Kemendes).
Tiga program Kemendes meliputi Smart Village, Peningkatan Kapasitas SDM, dan Ekonomi Desa.
Perjanjian Kerjasama (MoU) tentang Beasiswa Strata Satu (S1) antara UTM dan Pemerintah Desa Alang-alang terjalin pada 2019. Perjanjian Kerjasama kedua (MoA) berlanjut pada 2020.
Rektor UTM Dr Drs Ec H Muh Syarif Msi mengungkapkan, banyak desa binaan UTM namun baru Desa Alang-alang yang fokus kepada kurikulum.
"Kebetulan ada momen Kampus Merdeka," ungkap Syarif usai membuka Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Salam Kenal Rekan Baru Civitas Akademika 2020 secara virtual dari Gedung Rektorat Lantai 10, Senin (14/9/2020).
Ia menjelaskan, jika setiap program studi mau diimplemtasikan ke satu desa, tidak perlu jauh-jauh ke BUMN.
"Ke depan diharapkan, prodi-prodi (program studi) atau fakultas laboratoriumnya ada di desa," pungkasnya.
Wakil Rektor II Bidang Administrasi dan Keuangan UTM Dr Ir Abdul Azis Jakfar, MT menambahkan, saat ini pendidikan berbasis kampus mulai bergeser ke basis masyarakat, stakeholder, dan industri.
Azis mencontohkan Prodi Sosiologi dengan salah satu kompetensinya adalah perekayasa sosial.
"Kalau perekayasa hanya berbasis kampus, tidak banyak yang didapat karena hanya berbasis teori," terangnya.
Karena itu, lanjutnya, perekayasa sosial prakteknya di lapangan, berbasis masyarakat.