Virus Corona di Jatim
27 Dokter di Jawa Timur Meninggal Akibat Terpapar Covid-19, Terbanyak Dokter Praktik Pribadi
Dari data yang dimiliki Satgas Covid-19 Jatim disebutkan bahwa, total saat ini ada 27 kasus dokter meninggal dunia akibat terpapar covid-19.
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Pipin Tri Anjani
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ketua Rumpun Kuratif Satgas Covid-19 Jatim Joni Wahyuhadi menegaskan bahwa tingginya kasus kematian pada tenaga kesehatan khususnya dokter di Jawa Timur mayoritas bukan dokter yang merawat pasien Corona di rumah sakit rujukan.
Dari data yang dimiliki Satgas Covid-19 Jatim disebutkan bahwa, total saat ini ada 27 kasus dokter meninggal dunia akibat terpapar Covid-19.
Namun dari data yang ada yang terbanyak justru adalah kasus dokter meninggal di luar rumah sakit rujukan.
Yaitu dokter praktik pribadi yang meninggal dunia karena Covid-19 ada sebanyak tujuh kasus setara 26 persen.
Kemudian ada sebanyak enam dokter Puskesmas yang meninggal dunia atau setara 22,2 persen.
• Ajun Nyekar ke Makam Suami Jennifer Jill, Sikapnya ke Nisan Kuburan Disorot Ipel, Lihat Foto-fotonya
• Gading Cuma Ingin Gisel Bahagia, 7 Pengakuannya Pasca Cerai Jadi Viral: Masa Depan Tak Ada yang Tahu
Disusul kasus dokter spesialis yang meninggal akibat terpapar Covid-19 sebanyak lima kasus atau setara 18,5 persen, dan kasus dokter UGD meninggal dunia akibat terpapar Covid-19 ada sebanyak empat kasus setara 14,8 persen.
Selain juga untuk kasus dokter praktik yang terpapar Covid-19 dan meninggal dunia ada sebanyak tiga kasus atau setara 11,1 persen, dan dua kasus PPDS meninggal dunia akibat terpapar Covid-19 atau setara 7,4 persen.
Dari data itu disumpulkan Joni, angka kasus dokter yang meninggal dunia dengan kondisi terpapar Covid-19 dengan posisi bertugas di luar penanganan di RIK adalah mayoritas.
Bahkan hingga kini belum ada kasus dokter yang meninggal akibat terpapar Covid-19 karena bertugas merawat pasien di ruang isolasi khusus (RIK).
“Dari data kita bisa melihat bahwa kasus teman kita para dokter yang meninggal justru di luar RIK. Bahkan terbanyak yang buka praktik mandiri,” kata Joni, Senin (21/9/2020).
Untuk itu Joni berpesan bahwa perlu ada pembenahan sistem pelayanan yang dilakukan rumah sakit maupun tempat layanan kesehatan lainnya dalam menangani pasien agar tidak terpapar Covid-19.
“Yang ingin kita sampaikan bahwa kematian nakes tak bisa dilepaskan dari kematian secara umum. Di RSUD Dr Soetomo saja, jumlah kematian berkorelasi dengan banyaknya kasus. Oleh karena itu, harus diturunkan kasusnya, caranya ya masyarakat harus taat protokol kesehatan,” tegas Joni dalam konferensi pers di Grahadi, siang.
• Akhirnya Ahmad Dhani Jawab Isu Selingkuh, Fakta Disimpan 12 Tahun Terbongkar: Family Tree Chemistry
• Wali Kota Surabaya Risma Keluarkan Edaran untuk Pantau Warga dari Luar Kota, Begini Pertimbangannya
Ia mengatakan hingga saat ini cukup banyak pula dokter yang tidak menggunakan APD lengkap karena menganggap pasien yang datang tidak membawa Covid-19.
Menurut Joni ini sangat menghawatirkan mengingat saat ini angka kasus orang tanpa gejala (OTG) sangat tinggi.
“Artinya sebagian besar kawan saya tidak meninggal saat menangani pasien Covid-19 di RIK. Artinya di manapun harus menegakkan protokol kesehatan, karena banyak dokter praktek yang ignore,” tegas Joni.