Virus Corona di Jawa Timur
Pacu Peningkatan Perdagangan Jatim Saat Pandemi, Disperindag Buat Terobosan 'Misi Dagang Online'
Dorong geliat perdagangan Jawa Timur dengan Provinsi Mitra lainnya di Indonesia di tengah pandemo Covid-19. Disperindag gelar Misi Dagang Online.
Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Hefty Suud
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Fikri Firmansyah
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ditengah penurunan kinerja perdagangan Jawa Timur sebagai imbas diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di awal pandemi virus Corona ( Covid-19 ), peluang peningkatan transaksi dagang datang melalui Misi Dagang yang digelar online oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Timur.
Gelaran Misi Dagang Online menjadi terobosan baru di tengah pandemi.
Sebab, gelaran ini biasanya dilakukan secara tatap muka, para pelaku usaha Jatim dapat bertransaksi secara langsung dengan pelaku usaha di satu Provinsi Mitra.
• Pria Tewas Telanjang di Jurang, Istri Disebut Kerasukan Arwahnya, Tersiksa, ini Sosok Pembunuhnya
• Atta Pernah Ketemu Anak Happy, Mantan Istri Kedua Ayahnya Minta 1 Hal: Kenalkan Adik Kamu ke Publik
Di tengah pandemi Covid-19, kini kegiatan tersebut dilakukan secara online dengan beberapa Provinsi Mitra.
Drajat Irawan selaku Kepala Disperindag Jawa Timur mengatakan, kegiatan Misi Dagang Online dilakukan untuk memacu geliat perdagangan Jawa Timur dengan Provinsi Mitra lainnya di Indonesia.
“Pemerintah Provinsi Jatim telah melakukan upaya-upaya pemulihan ekonomi. Untuk meningkatkan nilai transaksi perdagangan dalam negeri, salah satu kegiatan yang digelar adalah Misi Dagang Online,” ungkap Drajat Irawan kedapa awak Tribun Jatim, Rabu (23/9/2020) di Kantor Disperindag Jatim.
• Masih Zona Merah, Pemkab Pasuruan Melarang Acara Mendatangkan Massa
• Ini Kata Manajemen Persebaya Soal Sanksi Tim Bisa Langsung Kalah Jika Ada Suporter Hadir ke Stadion
Drajat menambahkan, pada kondisi normal, kegiatan Misi Dagang maupun pameran antar daerah bisa dilakukan dengan tatap muka dan saling bertemu.
Namun, karena terjadinya pandemi Covid-19 maka kegiatan dengan mengundang Provinsi Mitra
secara langsung belum bisa dilakukan.
Kata Drajat, pada tahun 2020 ini, misi dagang telah dilakukan sebanyak 5 kali. Total kegiatan offline sebanyak 2 kali yaitu di Medan dan Pekanbaru. Selanjutnya ditengah pandemi Covid-19, dilakukan sebanyak 3 kali secara online pada bulan Juni, Juli, dan Agustus dengan beberapa provinsi mitra.
“Pada bulan Juni kita uji coba dengan mempertemukan pelaku usaha menengah besar Jawa Timur dengan pelaku usaha di 4 Provinsi Mitra yakni Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Papua Barat,” ungkap Drajat.
Kemudian pada bulan Juli dengan 6 Provinsi Mitra antara lain Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Maluku Utara.
“Untuk wilayah Kawasan Indonesia Timur, ketergantungan terhadap Jawa Timur akan kebutuhan bahan pokok memang besar. Komoditi seperti beras, gula, minyak, dan bahan pokok lainnya pasti ada. Selain itu setiap Provinsi Mitra memiliki karakteristik masingmasing terhadap kebutuhan komoditi,” kata Drajat.
Sedangkan di bulan Agustus mempertemukan sebagian pelaku usaha Jatim dengan 5 Provinsi Mitra jalur lintas selatan yaitu Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang bertujuan untuk menggerakan jalur ekonomi di jalur lintas selatan.
“Jadi transaksi misi dagang online hingga saat ini sebenarnya tetap berjalan, kita bangun jaringan melalui media komunikasi dengan harapan peluang dan manfaat yang besar bagi para peserta untuk bertukar informasi dan bertransaksi,” imbuh Drajat.