Hari Batik Nasional, Batik Gajah Mada Tulungagung Bagi Masker Gratis dan Fashion Show di Jalan
Menggandeng Satlantas Polres Tulungagung, Batik Gajah Mada Tulungagung membagikan masker gratis, di simpang empat TT, Jumat (2/10/2020).
Penulis: David Yohanes | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Menggandeng Satlantas Polres Tulungagung, Batik Gajah Mada Tulungagung membagikan masker gratis, di simpang empat TT, Jumat (2/10/2020).
Bukan sembarang masker, produsen batik kenamaan Tulungagung ini membagikan masker dari bahan kain batik.
Masker ini bisa menunjang penampilan, karena bisa disesuaikan dengan motif baju batik yang dikenakan.
Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka Hari Batik Nasional, yang jatuh hari ini.
“Total ada 3000 masker gratis yang kami bagikan,” ujar Ike Yuliana Sari (38), pemilik Batik Gajah Mada Tulungagung kepada TribunJatim.com.
Pembagian masker ini untuk membantu program pemerintah untuk melaksanakan protokol kesehatan.
Meski masayrakat pada umumnya sudah punya masker, namun masker yang dibagikan diharapkan bisa dipakai untuk ganti.
“Kami ingin menyukseskan program pemerintah, untuk aktif memakai masker setiap aktivitas sehari-hari,” sambung Ike kepada TribunJatim.com.
Dalam kesempatan ini, Ike juga mengundang sejumlah model untuk peragaan busana.
• Bocor Fakta Persiapan Halal Lesty & Rizky Billar, Inul Keceplosan: Dah Mulai Nganu, Ojo Suwe Suwe
• Rizky Billar Keceplosan Sering Antar Jemput Lesty, Sang Ibu Telanjur Sayang, Sinyal Restu Pelaminan?
• Nikita Mirzani Terdiam Diceramahi Soal Zina, Reaksi Ade Odading Disebut Basi: Orangtua Tujuan Saya
Jalan Pangeran Diponegoro arah alun-alun Tulungagung diubah jadi catwalk.
Para model melenggak-lenggok mengenakan pakaian batik karya Batik Gajahmada.
Menurut Ike, cara ini untuk memperkenalkan batik di masyarakat luas.
Apalagi selama masa pandemi terjadi penurunan minat masyarakat pada batik.
Terbukti penjualan Batik Gajah Mada turun hingga 80 persen.
“Para buyer (pembei) luar kota menghentikan permintaan. Padahal pembelian dari luar kota menempati 60 persen dari penjualan,” ungkap Ike.
Pembelian terbesar selama ini berasal dari Yogyakarta dan Solo.
Sedangkan pasar lokal hanya 40 persen.
Di masa pandemi ini pasar lokal juga turun 20 persen.
“Tersisa 20 persen penjualan, itu mereka yang datang ke toko kami,” terang Ike.
Untuk menggenjot penjualan, Ike mengaku melobi ke dinas-dinas yang membutuhkan batik.
Selain itu Ike juga merambah ke pembuatan masker batik.
Satu masker dengan motif batik ini hanya dipatok Rp 7000 per buah.
“Kami sekarang membuat masker karena permintaan tinggi. Hal yang belum pernah kami lakukan selama ini,” pungkas Ike. (David Yohanes//Tribunjatim.com)