Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pasutri Ini Kenalkan Trenggalek Lewat Tenun Ikat, Konsisten, Motif Paradise Laris di Pasaran

Konsisten. Pasangan suami istri Rohmad Ismail dan Fitri Murdiyanti kenalkan Kabupaten Trenggalek lewat tenun ikat. Motif Paradise laris di pasaran.

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Hefty Suud
SURYA/AFLAHUL ABIDIN
Fitri Murdiyanti menunjukkan kain tenun motif paradise di galeri yang sekaligus rumahnya di Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek, Selasa (6/10/2020). 

TRIBUNJATIM.COM, TRENGGALEK - Pasangan suami istri Rohmad Ismail dan Fitri Murdiyanti konsisten mengenalkan Kabupaten Trenggalek lewat tenun ikat.

Mereka menerapkan motif-motif yang lekat dengan identitas Trenggalek dalam produk yang mereka buat.

"Terakhir kami membuat motif bernama paradise, motifnya pantai, laut, dan kapal. Kabupaten Trenggalek kan terkenal salah satunya dengan keindahan pesisirnya," kata Fitri, saat ditemui awak TribunJatim.com di galeri yang sekaligus rumahnya, Selasa (6/10/2020).

Bocor Sikap Irwan Mussry ke Dhani yang Diam-diam Dilakukan, Perintah ke Maia: Supaya Gak Disalahin

Daftar Mobil Bekas Bermesin Diesel Harga di Bawah Rp 100 Juta, Ford Everest hingga Chevrolet Spin

Motif paradise dibuat pada akhir tahun lalu. Fitri mengklaim, motif tersebut mendapat respons positif dari pasar.

Batik motif itu salah satunya digandrungi oleh para tamu luar kota yang ingin membawa pulang oleh-oleh pakaian khas bernuansa Trenggalek.

Motif paradise itu melengkapi dua motif lain yang juga bertema Trenggalek.

Begini Cara Madura United Proteksi Anggota Tim dari Covid-19

Bekuk 7 Pengedar Narkoba di Blitar, Polisi Juga Sita 213 Butir Pil Riklona Clonazepam

Yakni, motif cengkeh dan manggis. Cengkeh selama ini dikenal sebagai salah satu komoditas khas Trenggalek.

Cengkeh banyak dihasilkan di daerah-daerah pegunungan seperti Kecamatan Munjungan dan Panggul.

Sementara manggis merupakan salah satu buah yang banyak dihasilkan dari kebun dan hutan di Trenggalek.

Produksi manggis di kabupaten itu tergolong tinggi, menyaingi durian.

"Kami membuat motif juga kadang karena permintaan pasar. Biasanya, pembeli kalau datang akan bertanya motif apa yang baru," ucap pemilik merek Tenun Ikat Telaga Sari itu.

Fitri mengatakan, peminat produk tenun ikatnya berasal dari berbagai macam kalangan. Mulai dari orang biasa hingga para pegawai.
Pasarnya juga telah merambah hingga ke luar kota, bahkan luar provinsi.

"Kami sering mendapat pesanan dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan lain sebagainya," tuturnya.

Karena pasar yang bervariasi, Fitri yang suami membuat produk dengan tingkat kualitas yang berbeda-beda.

Yang paling murah, produk tenun ikat berbahan katun. Produk ini dijual antara Rp 190.000 hingga Rp 200.000 per potong.Sementara yang paling mahal, tenun ikat berbahan sutra.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved