Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Produksi PT ABA Meningkat, Disperindag: Singkong Bisa Jadi Alternatif Substitusi Impor Bahan Pangan

Di tengah pandemi Covid-19, produksi olahan singkong milik PT Agung Bumi Agro (ABA) alami peningkatan

Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Pipin Tri Anjani
TribunJatim.com/Fikri Firmansyah
(ka-ki) CEO atau founder dari Ladang Lima, Raka Bagus saat mengajak Kepala Disperindag Jatim, Drajat Irawan melihat langsung produk olahan singkong di PT. Agung Bumi Agro, Jalan Ketintang Madya No.93 - Surabaya. Rabu (7/10/2020). 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Fikri Firmansyah

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Di tengah pandemi ini, produksi olahan singkong menjadi tepung singkong (cassava) milik perusahaan industri yang juga dikenal banyak orang dengan brand merk dagang Ladang Lima, yakni PT Agung Bumi Agro (ABA) alami peningkatan.

CEO atau founder dari Ladang Lima, Raka Bagus mengatakan saat masa pandemi Covid-19 ini produksi PT ABA justru naik sebesar 20 persen dengan kapasitas produksi mencapai 900 ton per tahun.

"Dan untuk cakupan wilayah pasarnya, meskipun tempat produksi kami berlokasi di Surabaya dan Pasuruan, namun pada pasar dalam negeri produk kami sudah ada di 34 kota yang ada di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Lombok," ujar pria yang akrab disapa Bagus itu kepada TribunJatim.com, Rabu (7/10/2020) di PT. Agung Bumi Agro, Jalan Ketintang Madya No.93 - Surabaya.

Melihat kondisi tersebut, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim, Drajat Irawan mengatakan bahwa singkong atau ubi kayu bisa menjadi bahan pangan alternatif yang memiliki prospek cerah terhadap substitusi impor bahan pangan serta menjadi komoditas pangan lokal yang mampu memperkuat ketahanan pangan Jawa Timur.

Hamili Pacar di Bawah Umur, Pemuda di Nganjuk Dilaporkan Polisi Gara-gara Ingkar Janji Tuk Menikahi

Pengakuan Anang Kerap Tergoda Cewek Cantik, Ashanty Masih Kurang? Istri Main Fair: Karena Aku Juga

Menurut Drajat, guna menjaga ketahanan pangan Indonesia, khususnya Jawa Timur, substitusi impor bisa menjadi solusi potensial yang mulai dijajaki.

"Hal itu wajar saja, sebab berdasarkan data yang kami himpun dari International Center for Tropical Agriculture, Indonesia merupakan negara penghasil singkong terbesar di Asia setelah Nigeria dan Thailand sehingga potensi singkong maupun umbi-umbian sebagai pengganti gandum dalam pembuatan tepung terigu masih sangat terbuka lebar," ungkap Drajat.

Apalagi, lebih lanjut Drajat mengatakan, melalui data yang dihimpun dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur pada tahun 2019, hampir semua kabupaten atau kota di wilayah Jawa Timur merupakan penghasil singkong atau ubi kayu dengan lima kabupaten atau kota penghasil komoditi singkong terbesar adalah Ponorogo, Pacitan, Trenggalek, Malang, dan Tulungagung.

Di Tengah Pandemi Covid-19, Produksi Olahan Singkong Milik PT Agung Bumi Agro Alami Kenaikan 20%

Putri Sarwendah Gemetar Main Bareng Betrand Peto, Ruben Onsu Panik Berteriak, Onyo Jangan Dilepas!

Bahkan, kata Drajat, pada data di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur pada tahun 2019, dalam setahunnya singkong yang dihasilkan oleh Jawa Timur pada periode Januari hingga Agustus 2019 produksi mencapai 1,79 juta ton.

Berkaca dari hal tersebut pula, Drajat menegaskan bahwa sejatinya substitusi impor memang harus dilakukan dalam rangka menyeimbangkan neraca perdagangan.

“Substitusi impor bisa dilakukan untuk menyeimbangkan neraca perdagangan. Karena memang neraca perdagangan impor Jatim sebagai pengguna bahan baku industri ini masih besar. Jadi substitusi impor memang harus dilakukan, terlebih jika produknya sudah ada di dalam negeri,” tandasnya.

Editor: Pipin Tri Anjani

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved