Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Puan Maharani Diduga Matikan Mic Saat Sahkan UU Cipta Kerja, Mahasiswa Sebut Cederai Demokrasi

Sejak RUU Cipta Kerja (Ciptaker) Omnibus Law ditetapkan menjadi UU oleh DPR, pada Senin (5/10/2020) kemarin, membuat berbagai elemen masyarakat marah

Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Januar
TribunJatim.com/ Fikri Firmansyah
Mahasiswa komentari Puan Maharani yang diduga beberapa kali mematikan mikrofon saat oengesahan UU Cipta Kerja 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Fikri Firmansyah

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Sejak RUU Cipta Kerja (Ciptaker) Omnibus Law ditetapkan menjadi UU oleh DPR, pada Senin (5/10/2020) kemarin, membuat berbagai elemen masyarakat yang terdiri dari buruh hingga mahasiswa di Indonesia marah.

Namun perlu diketahui juga, bahwa ada hal yang menarik saat penetapan RUU Cipta Kerja (Ciptaker) Omnibus Law kemarin itu.

Pasalnya saat jalannya sidang tersebut, Ketua DPR Puan Maharani diduga beberapa kali mematikan mikrofon politisi Partai Demokrat Benny K Harman saat sedang berdebat dengan Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin selaku pimpinan sidang paripurna kala itu.

Bahkan, dugaan Puan Maharani mematikan mikrofon politisi Partai Demokrat Benny K Harman saat jalannya sidang DPR Omnibus Law tersebut pun hingga kini telah viral dalam berupa video yang tersebar diberbagai media sosial seperti instagram hingga YouTube.

Tak Ditemui Dewan, Mahasiswa Ponorogo Gelar Salat Jenazah di Depan Gedung DPRD: Hati Nurani Mati

Lalu bagaimana tanggapan para mahasiswa se-Surabaya terkait situasi itu, yang tepat hari Kamis ini (8/10/2020) ikut melakukan demo besar-besaran menolak Omnibus Law Cipta Kerja bersama para buruh?

Korlip Aksi Demo tolak Omnibus Law dari Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya, M Salim mengatakan bahwa tindakan Puan Maharani yang sebagai Ketua DPR terkait mematik mik milik politisi Partai Demokrat Benny K Harman saat jalannya sidang DPR Omnibus Law bukanlah dugaan lagi tapi disengaja.

Menurutnya, tindakan Puan Maharani itu sangatlah tidak sama sekali mencermikan sebagai Ketua DPR RI.

"Bagi saya sendiri, beliau yang menjabat sebagai ketua DPR RI, tindakan tersebut sangat memalukan, mencederai demokrasi," kata Salim kepada TribunJatim.com saat ditemui pada aksi demo tolak Omnibus Law di depan Gedung Grahadi Surabaya.

"Jelas sangat mencederai demokrasi, karena apa yang akan disampaikan oleh Benny K. Harman adalah terkait membela rakyat, sedangkan tindakan yang dilakukan Puan Maharani adalah tindakan menguntungkan untuk investor," tegasnya.

Senada dengan Salim, Korlip Aksi Demo tolak Omnibus Law dari Mahasiswa Unesa Fakultas Ilmu Olaraga, Nanda Alfan mengatakan tindakan mematikan mik yang dilakukan Puan Maharani adalah tindakan yang disengaja.

"Dan tindakan itu adalah tindakan yang paling memalukan sepanjang sejarah DPR RI," kata Alfan.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved