Fasilitas Umum Milik Warganya Rusak, Risma Ngamuk ke Sejumlah Demonstran yang Ditangkap Polisi
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ngamuk kepada sejumlah pemuda yang tergabung dalam demonstran aksi protes Omnibus Law yang masih bertahan
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Yoni Iskandar
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ngamuk kepada sejumlah pemuda yang tergabung dalam demonstran aksi protes Omnibus Law yang masih bertahan di sejumlah ruas jalan di Kota Surabaya, Kamis (8/10/2020) malam.
Mengenakan helm, masker, berkaca mata, dan bersepatu sneaker. Risma berjalan menyusur ruas Jalan Pahlawan yang berada di sisi selatan Gedung Negara Grahadi, Surabaya.
Semula Risma hanya berdiam diri selama berjalan menyusuri jalan yang penuh dengan bongkahan batu yang berserakan.
Di dampingi sejumlah pejabat umun kedinasan di Pemkot Surabaya. Risma sesekali memunguti bongkahan batu yang terbilang tajam, dan benda-benda tajam lainnya; pecahan kaca, cuilan genting, dan potongan besi.
Namun setelah dirinya menyibak kemelut kerumunan anggota kepolisian yang berseragam lengkap beserta pelindungnya, dan truk water cannon yang terparkir di baris depan, untuk menemui seorang demonstran berjenis kelamin yang payah dan lemas, seusai dihukum berjongkok oleh polisi. Di situlah kemarahan Risma memuncak.
• Harta Tak Akan Habis, Jennifer Jill Kesal Ajun Tak Matre: Matipun Masih Ada, Warisan 10 Turunan
• Aksi Anarkis Massa yang Diduga Anarcho Berlangsung hampir Lima Jam di Seputaran Grahadi Surabaya
• BREAKING NEWS - Ketua DPD Gerindra Jatim Soepriyatno Meninggal Dunia
Risma meneriaki pemuda bertubuh ceking bertelanjang dada itu. Ia bertanya alasan pemuda itu mengikuti aksi demonstrasi di Kota Surabaya.
"Kamu dari mana? Astagfirullah. Kamu tahu aku bangun kota ini untuk rakyatku juga, kenapa kamu rusak kotaku, kenapa ga rusak kotamu sendiri. Aku belain wargaku setengah mati," teriak Risma ke arah pemuda yang bersujud di hadapannya,
Selain itu, Risma mengaku tidak terima dengan sejumlah aksi demonstrasi yang berujung aksi bentrok hingga membuat sejumlah fasilitas publik di sejumlah ruas jalan utama Kota Surabaya porak-poranda.
"Kenapa kamu kesini. Kamu tega sekali
Aku bangun kota ini setengah mati, sampai tanganku patah, kenapa kamu hancurin. Kamu pikir aku enak enakan bangun Surabaya. Aku belain wargaku, kamu rusak," tambahnya.
Dengan suara terbata-bata, pemuda yang mengaku berasal dari Kabupaten Madiun itu kemudian meminta maaf kepada Risma, atas perbuatannya yang mungkin terbawa emosi hingga merusak sejumlah fasilitas umum.
"Iya maaf bu. Gemarang (madiun) bu. Enggak bu," ucap pemuda itu.
Tak cuma pemuda asal Madiun itu yang terkena damprat Risma. Belasan pemuda yang dikeler oleh anggota polisi huru-hara lainnya juga tak luput dari amukan Risma
Sejumlah pemuda bertelanjang dada dicecar habis-habisan oleh Risma yang menanyakan alasan mereka datang ke Kota Surabaya.
"Kalian kenapa ke sini. Ayo jawab satu satu saja, jangan barengan," tanya Risma seraya berteriak.
Seorang pemuda yang mengaku dari Kabupaten Lamongan menjawab lantang pertanyaan Risma. Bahwa dirinya adalah mahasiswa di sebuah kampus di Kota Surabaya.
Pemuda itu mengaku sejak awal memang telah berniat untuk demonstrasi memprotes pengesahan Rancangan Undang-undang (RUU) Cipta Kerja oleh DPR-RI.
Sebelum ke dikeler oleh sejumlah anggota polisi. Ia mengaku hanya beristirahat di sebuah warung kopi (warkop) di dekat Gedung Grahadi Surabaya.
"Kami mau pulang gak bisa. Tidur di warung tapi dipukuli polisi. Kami tadi ikut rombongan. Kami kesini tadi ikut demonstrasi. Saya dari Lamongan bu saya mahasiswa Surabaya. Saya merasa kebijakan di DPR itu tidak memihak rakyat," pungkas pemuda.