Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kisah Pilu Mata Hari, Penari Eksotis Keturunan Jawa dan Mata-mata Cantik, Hidupnya Berakhir Tragis

Inilah kisah pilu Mata Hari, sosok penari eksotis keturunan Jawa dan mata-mata yang hidupnya berakhir tragis.

Penulis: Alga | Editor: Januar
via Tribun Jogja
Mata Hari 

Pecahnya PD I disambut warga Eropa dengan bergembira, bukannya takut.

Sikap ini muncul karena didorong sikap nasionalistik, mereka mengira perang akan berlangsung singkat dan mengalami kejayaan.

Baca juga: 4 Fakta Frederik Kiran Soekarno, Cucu Soekarno yang Blasteran Indonesia, Jepang, Belanda

Dalam buku 'True Spy Stories' karangan Paul Dowswell dan Fergus Fleming, Mata Hari dikatakan bosan dengan kondisi Perang Dunia I.

Sebabnya, selama 2 tahun, ia tidak bisa bebas melakukan apa-apa.

Ia pun hanya berdiam diri di rumahnya di Belanda sebagai tempat netral.

Baca juga: Wanita Inilah yang Temani Soekarno di Akhir Hayat hingga Hembuskan Napas Terakhir, Bukan Fatmawati

Hingga akhirnya munculah atase pers Konsulat Jerman di Belanda bernama Karl Kramer.

Kramer meminta Mata Hari kembali ke Paris, Prancis, negara yang tidak lain adalah musuh Jerman.

Mata Hari diminta menggunakan semua daya pikatnya untuk berbaur kembali dengan para orang berpengaruh di sana.

Dengan imbalan cukup, Mata Hari menyetujuinya.

Namun, Dowswell dan Fleming berkeyakinan bahwa hal ini disetujui oleh Mata Hari hanya karena penasaran menjadi mata-mata.

Baca juga: 10 Potret Kartika Sari Dewi, Putri Soekarno yang Jarang Terekspos, Cerdas dan Berjiwa Sosial Tinggi!

Beberapa bulan kemudian, secara tidak sengaja, ia bertemu Kapten Georges Ladoux, Kepala Dinas Counterintelligence Prancis—badan yang dibentuk untuk menginvestigasi mata-mata asing.

Sama seperti pihak Jerman, Ladoux meminta kerja sama dari Mata Hari.

Mata Hari, perempuan yang menyingkap tabir misteri Negeri Timur pada masyarakat Paris, akhirnya melangkah di 2 sisi: Jerman dan Prancis.

Hingga pada waktunya, aksi Mata Hari sebagai mata-mata ganda terungkap.

Pada 24 Juli 1917, ia berdiri di hadapan pengadilan tertutup militer.

Baca juga: Kisah Ratmi B-29, Pelawak dan Penyanyi Keroncong yang Dikubur di Taman Makam Pahlawan Kalibata

Sumber: Intisari
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved