Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kisah Pilu Mata Hari, Penari Eksotis Keturunan Jawa dan Mata-mata Cantik, Hidupnya Berakhir Tragis

Inilah kisah pilu Mata Hari, sosok penari eksotis keturunan Jawa dan mata-mata yang hidupnya berakhir tragis.

Penulis: Alga | Editor: Januar
via Tribun Jogja
Mata Hari 

TRIBUNJATIM.COM - Sosok dan kisah mata-mata wanita yang satu ini memang sudah melegenda di seantero dunia.

Bahkan kisah hdupnya sebagai mata-mata wanita di Eropa sampai menginspirasi hingga menjadi sebuah buku.

Remy Sylado pernah menuliskan kisahnya dalam buku berjudul 'Namaku Mata Hari'.

Diketahui nama panggung sang mata-mata wanita tersebut adalah Mata Hari.

Baca juga: Anak Nikita Mirzani Tahu Emaknya Prostitusi, Nyai Tak Ambil Pusing: Dia Lebih Tahu Miminya

Kisah Mata Hari sendiri berlatar pada era akhir 1870-an hingga awal 1900.

Mata Hari yang bernama asli Margaretha Zelle, digambarkan sebagai perempuan kuat, cantik, dan memesona.

Ia lahir dari pasangan pembuat topi asal Belanda, Adam Zelle, dan istri seorang keturunan Belanda-Jawa, Antje van der Meulen, pada tahun 1876 silam.

Baca juga: Masih Ingat Mumu Satpam Tampan Mantan Kekasih Julia Perez? Nasibnya Kini Berubah, Punya Pacar Baru

Sayang pada awal kisah romansanya, ia bertemu dengan Rudolf MacLeod—Kapten di Hindia Belanda (Indonesia) yang kerap berselingkuh dan menyiksanya.

Dari MacLeod, ia memiliki 2 anak, 1 lelaki dan 1 perempuan.

Si sulung lelaki, yang lahir dengan kekurangan fisik, tidak berumur panjang.

Sementara si bungsu dititipkan pada pihak keluarga pascaperceraian kedua orangtuanya.

Baca juga: Masih Ingat Jill Carissa Si Istri Prabu Angling Darma? Kini Perawat di Australia, Intip Suaminya

Margaretha Zelle kemudian menuju Paris, mengubah nama menjadi "Mata Hari".

Bahasa yang tentu asing bagi warga setempat, namun menambah kesan misterius dari tari panggungnya.

Selama beberapa tahun, Mata Hari menjadi selebritas di kota tersebut sebagai penari eksotis.

Mata Hari
Mata Hari (via Grid.ID)

Hingga jatuhlah Perang Dunia I pada tahun 1914.

Pecahnya PD I disambut warga Eropa dengan bergembira, bukannya takut.

Sikap ini muncul karena didorong sikap nasionalistik, mereka mengira perang akan berlangsung singkat dan mengalami kejayaan.

Baca juga: 4 Fakta Frederik Kiran Soekarno, Cucu Soekarno yang Blasteran Indonesia, Jepang, Belanda

Dalam buku 'True Spy Stories' karangan Paul Dowswell dan Fergus Fleming, Mata Hari dikatakan bosan dengan kondisi Perang Dunia I.

Sebabnya, selama 2 tahun, ia tidak bisa bebas melakukan apa-apa.

Ia pun hanya berdiam diri di rumahnya di Belanda sebagai tempat netral.

Baca juga: Wanita Inilah yang Temani Soekarno di Akhir Hayat hingga Hembuskan Napas Terakhir, Bukan Fatmawati

Hingga akhirnya munculah atase pers Konsulat Jerman di Belanda bernama Karl Kramer.

Kramer meminta Mata Hari kembali ke Paris, Prancis, negara yang tidak lain adalah musuh Jerman.

Mata Hari diminta menggunakan semua daya pikatnya untuk berbaur kembali dengan para orang berpengaruh di sana.

Dengan imbalan cukup, Mata Hari menyetujuinya.

Namun, Dowswell dan Fleming berkeyakinan bahwa hal ini disetujui oleh Mata Hari hanya karena penasaran menjadi mata-mata.

Baca juga: 10 Potret Kartika Sari Dewi, Putri Soekarno yang Jarang Terekspos, Cerdas dan Berjiwa Sosial Tinggi!

Beberapa bulan kemudian, secara tidak sengaja, ia bertemu Kapten Georges Ladoux, Kepala Dinas Counterintelligence Prancis—badan yang dibentuk untuk menginvestigasi mata-mata asing.

Sama seperti pihak Jerman, Ladoux meminta kerja sama dari Mata Hari.

Mata Hari, perempuan yang menyingkap tabir misteri Negeri Timur pada masyarakat Paris, akhirnya melangkah di 2 sisi: Jerman dan Prancis.

Hingga pada waktunya, aksi Mata Hari sebagai mata-mata ganda terungkap.

Pada 24 Juli 1917, ia berdiri di hadapan pengadilan tertutup militer.

Baca juga: Kisah Ratmi B-29, Pelawak dan Penyanyi Keroncong yang Dikubur di Taman Makam Pahlawan Kalibata

Hanya dalam tempo 2 hari, perempuan cerdas dengan pesona luar biasa ini dinyatakan bersalah melakukan kegiatan mata-mata terhadap Prancis dan dijatuhi hukuman mati.

Ia dieksekusi pada 15 Oktober 1917 di hadapan regu tembak, tewas dalam usia 41 tahun.

Meski demikian, kasusnya tidak redup.

Banyak kontroversi yang menyatakan bahwa Mata Hari sebenarnya tidak bersalah.

Sementara itu, nama Mata Hari dan sosoknya diasosiasikan dengan eksotisme yang bertahan hingga masa sekarang.

Baca juga: Download Lagu MP3 DJ Saranghae I Love You Remix Full Bass, Viral TikTok Terbaru, Dilengkapi Lirik

Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul Lika-liku Hidup Mata Hari, Mata-mata Cantik Keturunan Jawa yang Mengguncang Eropa: Disiksa Pasangannya, Jadi Mata-mata hingga Hidupnya Berakhir Tragis.

Sumber: Intisari
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved