Soal Pembelajaran Tatap Muka di Gresik, Bupati Masih Tunggu Persiapan Dispendik: Harus Membuat Draf
Proses pembelajaran tatap muka di Kabupaten Gresik masih menunggu kesiapan dari Dinas Pendidikan (Dispendik).
Penulis: Willy Abraham | Editor: Januar
TRIBUNJATIM.COM, GRESIK -Proses pembelajaran tatap muka di Kabupaten Gresik masih menunggu kesiapan dari Dinas Pendidikan (Dispendik). Bupati Gresik, Sambari Halim Radianto memastikan proses pembelajaran tidak perlu menunggu perubahan zona dari oranye menjadi kuning.
Hasil angket persetujuan wali murid untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka sudah sampai ke meja bupati.
Seperti diketahui, beberapa minggu belakangan Dispendik Pemkab Gresik maupun Cabang Dispendik Pemprov Jatim telah menyebarkan angket persetujuan. Hasilnya, untuk SD dan SMP mayoritas wali murid menolak PTM. Sementara untuk SMA/SMK mayoritas setuju pembelajaran tatap muka dilaksanakan.
Orang nomor satu di Kabupaten Gresik ini menyebut sejumlah syarat untuk memulai proses belajar tatap muka. Mulai dari kehendak masyarakat yakni dengan angket, hingga draf teknis pelaksanaan yang dibuat oleh Dinas Pendidikan.
Baca juga: Kota Blitar Masuk Zona Kuning Covid-19, Gugus Tugas Siakan SOP Pembelajaran Tatap Muka SD dan SMP
“Kami tergantung bagaimana kesiapan Dispendik. Kalau mau dibuka, Dispendik harus membuat draf. Pelaksanaannya bagaimana, tahap awal bagaimana, bagaimana pelaksaan di sekolah, bagaimana sarana dan prasarana yang disiapkan di sekolah bagaimana berangkat dari rumah, bagaimana pulang sekolah. Semuanya kita atur secara teori, secara analisis," ucapnya.
Bupati juga meminta Dispendik merundingkan dengan para komite sekolah terkait pembelajaran tatap muka ini.
Setelah persyaratan itu terpenuhi, pihak Pemkab akan memberikan rekomendasi tersebut. Sebab, data hasil angket yang sampai ke bupati menunjukan keinginan masyarakat untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka.
Kasi Pendidikan Cabang Dispendik Rita Riana mengatakan, untuk SMA 90 persen setuju pembelajaran tatap muka sedangkan SMK 97 persen setuju pembelajaran tatap muka. Meski mayoritas setuju, pihaknya menunggu keputusan resmi dari Bupati.
"Setelah itu, nanti kita tinggal menyesuaikan. Kalau untuk kesiapan sekolah sudah siap. Tinggal menunggu lampu hijau dari bupati saja,” ucapnya.
Berbeda dengan SMA, kebanyakan SD/SMP belum siap secara sarana prasarana. Terutama pembatas antar meja. Kendala itu dikarenakan mahalnya satuan pembatas meja itu.
Hal ini dibenarkan oleh Kabid Pendidikan Dasar Nur Maslichah. Sarpras lembaga dan daya dukung lain seperti tertuang dalam instrumen kelembagaan belum terpenuhi. Selain itu jawaban dari angket wali murid harus diserap sepenuhnya.
Kepala Dispendik Mahin memang sejak awal merencanakan uji coba pembelajaran tatap muka akan digelar pada November nanti. Namun dengan syarat Gresik berzona kuning.
"Kita lebih mempertimbangkan keselamatan siswa. Kalau belum aman, kami tidak mau membuka sekolah, dari pada nanti muncul klaster baru,” pungkasnya. (wil)