Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Bisnis Aquascape di Tulungagung Kian Melambung di Masa Pandemi Covid-19

Di masa pandemi virus Corona (Covid-19) ini, permintaan aquascape justru mengalami peningkatan tajam.

Penulis: David Yohanes | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM/DAVID YOHANES
Imam Bahrudin tengah merawat aquascape di galerinya di Jalan Raya Wonorejo, Gempol, Sumberdadi, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung, Kamis (15/10/2020). 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, David Yohanes

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Deretan akuarium cantik tertata rapi di galeri milik Imam Bahrudin (28) di Jalan Raya Wonorejo, Gempol, Sumberdadi, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung.

Di dalamnya tertata batu atau kayu dan aneka tumbuhan air yang hidup. Ikan-ikan di dalamnya layaknya hidup di alam bebas, seperti aslinya.

Imam adalah perajin aquascape, seni menata akuarium dengan menciptakan ekosistem layaknya alam liar.

Aquascape tidak bisa dikerjakan sembarangan, karena butuh ilmu khusus agar tercipta ekosistem hewan dan tumbuhan secara seimbang. Material dan tumbuhan air yang digunakan juga pilihan, tidak bisa sembarangan.

Di masa pandemi virus Corona ( Covid-19 ) ini, permintaan aquascape justru mengalami peningkatan tajam. Diduga karena warga lebih banyak beraktivitas di rumah, sehingga butuh hiburan. Aquascape salah satu yang menjadi pilihan warga.

“Sebelum pandemi paling hanya 1-2 pesanan per bulan. Sekarang bisa 5-7 pesanan per bulan,” ungkap Bahrudin, Kamis (15/10/2020).

Baca juga: SPIL Jadi Perusahaan Pelayaran dan Logistik Pertama di Platform e-Commerce Tokopedia

Kenaikan juga terjadi pada penjualan pernak-pernik aquascape. Seperti tanaman air, rumput, bebatuan, kayu sampai tanah yang dipakai di dasar akuarium. Termasuk aneka nutrisi untuk tanaman air.

Imam berkisah, tahun 2013 dirinya merintis usaha farmer (budi daya) tanaman air untuk aquascape. Sebab saat itu aquscape belum dikenal dan tanaman airnya masih sangat mahal. Sebagai contoh, montecarlo atau tanaman karpet ukuran tutup botol air mineral dijual Rp 75.000.

“Dulu farmer masih sedikit, makanya mahal. Sekarang hanya Rp 10.000–Rp 15.000 saja setutup botol air mineral,” tutur Bahrudin.

Selama itu pula ayah satu anak ini belajar membuat aquascape secara otodidak. Karena tidak ada yang mengajari, biaya belajar otodidak ini pun sangat mahal. Bahrudin mencontohkan, untuk akuarium ukuran 30x30 centimeter, dirinya bisa menghabiskan uang Rp 3.000.000.

Baca juga: Bulog Tulungagung Siap Memasok Beras BPNT untuk Tutup Peluang Kecurangan, Menjamin Kualitas SNI

Padahal jika sekarang harganya tidak lebih dari Rp 1.000.000 hingga Rp 1.500.000. Tahun 2015 Bahrudin serius menekuni aquascape dengan segala pernak-perniknya. Bahkan saat itu Bahrudin melepaskan pekerjaan sebagai guru di sekolah swasta.

“Kalau sekarang sudah lumayanlah, bisa diandalkan. Lima belas juga pasti dapat,” ujar laki-laki yang menyelesaikan pendidikan S2 ini.

Kini bersama teman-temannya Bahrudin membentuk komunitas aquascape di Tulungagung. Anggota komunitas saling membantu untuk menyelesaikan setiap pesanan. Sebab menurut Bahrudin, untuk mengerjakan akuarium ukuran satu meter ke atas butuh bantuan untuk mengerjakannya.

Baca juga: Harga Tiket Wisata Pemandangan Alam Arak-arak Bondowoso, Nikmati Wahana Flying Bike Hanya Rp 15 Ribu

Untuk membuat aquascape juga dibutuhkan imajinasi dan kreavitas. Bukan saja memujudkan konsep, namun juga memikirkan bagaimana terbentuk ekosistem yang sempurna di akuarium yang serba terbatas.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved