Sutiaji: Tingkat Kedisiplinan Warga Malang Sudah 90 Persen, Operasi Yustisi Bakal Terus Berjalan
Tingkat kedisiplinan masyarakat warga Kota Malang terhadap penerapan protokol kesehatan diprediksi sudah mencapai 90 persen.
Penulis: Rifki Edgar | Editor: Pipin Tri Anjani
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Tingkat kedisiplinan masyarakat warga Kota Malang terhadap penerapan protokol kesehatan diprediksi sudah mencapai 90 persen.
Hal tersebut disampaikan Wali Kota Malang, Sutiaji usai melakukan gowes bersama ASN di lingkungan Pemerintah Kota Malang, Jumat pagi (16/10).
Melihat hal itu, Sutiaji mengatakan bahwa masih ada 10 persen masyarakat Kota Malang yang belum mematuhi protokol kesehatan.
Maka dari itu pihaknya bakal lebih gencar melakukan operasi yustisi guna mendisplinkan lagi masyarakat agar tetap memakai masker.
Baca juga: Laju Penambahan Kasus Positif Corona di Nganjuk Melambat dalam Dua Hari Terakhir, Tambahan 3 Kasus
Baca juga: Masa Lalu Adit Jayusman, Sosok Mantan Istri & Anak Bocor, Ayu Ting Ting Cocok Gantikan Jadi Istri?
"Kedisiplinan masyarakat kita sudah 90 persen, tinggal 10 persenan yg belum disiplin. Maka dari itu operasi yustisi bakal terus dilakukan sampai angka covid berhenti," ucapnya Jumat (16/10).
Pada kesempatan itu pula, pria Kelahiran Lamongan itu juga menyampaikan bahwa kesembuhan pasien positif Covid-19 di Kota Malang sudah mencapai angka 85 persen.
Prosentase tersebut menurutnya sudah setara dengan prosentase kesembuhan pasien positif Covid-19 di Jawa Timur.
"Posisi kita sekarang sama dengan provinsi, yakni sudah di angka kisaran 85 persen. Sedangkan Jawa Timur 86 persen, jadi hampir sama," ucapnya.
Baca juga: VIRAL Resepsi Penuh Lumpur, Pengantin Beresi Piring Kotor Tamu, Cerita Tersebar: Selamanya Diingat
Baca juga: Masa Lalu Adit Jayusman, Sosok Mantan Istri & Anak Bocor, Ayu Ting Ting Cocok Gantikan Jadi Istri?
Sutiaji menjelaskan, angka kesembuhan pasien positif Covid-19 di Kota Malang sedikit mengalami keterlambatan.
Hal tersebut dikarenakan ada yang belum sesuai ketika sedang melakukan pelaporan data.
Menurutnya, ketika Kota Malang sedang melaporkan data, namun di pusat sudah tutup, maka dari itu, data yang masuk kadang telat meski sudah dilaporkan.
"Saat kita laporan, kadang-kadang di sana (pusat) sudah tutup. Bisa jadi masuknya telat. Awal-awal dulu kan kita rendah sekali (Kesembuhan Covid-19). Bahkan dulu sempat diperingatkan gubernur. Setelah saya chek, ternyata hampir 200 ternyata belum terpublish datanya," tandasnya.
Penulis: Rifky Edgar
Editor: Pipin Tri Anjani