Wisuda 3 in 1 Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Melepas 1.518 Wisudawan
Meski sempat tertunda akibat pandemi, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) menggelar wisuda dengan konsep drive thru
Penulis: Zainal Arif | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Meski sempat tertunda akibat pandemi, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) menggelar wisuda dengan konsep drive thru, daring dan luring (3 in 1).
Sebanyak 1.518 wisudawan akhirnya merasakan momen bersejarah dikukuhkan menjadi seorang sarjana.
Rektor UKWMS, Drs. Kuncoro Foe, G.Dip.Sc., Ph.D., Apt., mengatakan penyelenggaraan wisuda secara 3 in 1 (luring drive thru, daring dan luring) ini merupakan pengalaman yang pertama diselenggarakan dimasa pandemi.
"Kami sangat memperhatikan penerapan protokol kesehatan dan memastikan seluruh civitas akademika yang terlibat harus menggunakan alat pelindung diri," ungkapnya kepada TribunJatim.com.
Wisuda kali ini menandai lulusan pertama dari Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD).
Untuk memperkenalkan para wisudawan berprestasi Akademik Terbaik dan Aktif Berprestasi, diadakan Konferensi Pers Wisuda di Ruang Rapat Rektorat UKWMS, Jumat (16/10/2020).
Salah satu wakil wisudawan dengan prestasi akademik terbaik dan aktif berprestasi, Cornelia Clarissa Mardjono menyampaikan generasi muda harus menjadi pribadi yang mampu beradaptasi dimasa pandemi.
Baca juga: Ogah Nikah, Nikita Mirzani Blak-blakan Puaskan Hasrat Seks Pakai Cara Manual: Enggak Dosa Kan
Baca juga: Angka Pengangguran di Jatim Naik 27 Ribu Pasca Pandemi, DPRD Minta Kerjasama Lintas OPD
Baca juga: Ini Perbedaan Roti dan Kue Menurut Dosen Ottimmo International Surabaya, Terletak Pada Prosesnya
"Kami harus menjadi pribadi yang lebih peka, lebih berempati, dan memiliki solidaritas sosial kepada masyarakat," ungkap wisudawan dari Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis UKWMS ini.
Sementara wisudawan yang lain, Stephanie Geraldine Santoso menceritakan pengalaman menjalani perkuliahan di SolBridge International School of Business, Daejeon, Korea Selatan dan University of Seville Spanyol.
"Sempat saya mengalami masa-masa yang berat, belajar untuk bisa move on, belajar untuk mengatasinya dan mengambil keputusan baru seperti ikut pertukaran pelajar ke Korea Selatan dan Spanyol. Termasuk belajar untuk tidak takut gagal," ungkap perempuan berkacamata ini kepada TribunJatim.com.
Menurut Stephanie, setiap tantangan harus diambil karena tidak akan terulang lagi.
"Ketika saya sudah siap lulus tapi ada penawaran pertukaran pelajar dari University of Seville, saya relakan waktu lulus saya yang tadinya bisa 3,5 tahun untuk tetap berangkat. Jadi, kalau Tuhan menutup satu pintu kami harus mencari pintu-pintu lain yang akan membawa kami menuju jalan kesuksesan," tutup wisudawan dari Program Internasional Business Management (IBM) Fakultas Bisnis UKWMS ini. (zia/Tribunjatim.com)