Apotek Online Lifepack
Dokter dan Layanan Telemedik Penting di Tengah Pandemi Covid-19? Begini Penjelasan Tim Lifepack
Layanan telemedicine menjadi di opsi utama pelayanan kesehatan di tengah pandemi virus Corona. Kenapa? simak penjelasan Tim Lifepack.
TRIBUNJATIM.COM - Sampai saat berbagai negara di belahan dunia masih dilanda pandemi virus Corona ( Covid-19 ), termasuk Indonesia.
Per 15 Oktober 2020, jumlah kasus positif di Indonesia mencapai 349.160 dan kasus pasien Covid-19 meninggal mencapai 12.268 kasus.
Berbagai kebijakan dibuat untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Sebut saja Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang membatasi kegiatan masyarakat di muka publik. Diantaranya perkantoran, sekolah dan pusat perbelanjaan.
Kini banyak orang khawatir untuk keluar rumah karena risiko tertular Covid-19.
Tidak hanya pusat perbelanjaan saja, terkadang orang juga takut untuk mengunjungi pelayanan kesehatan, karena sebagian dari tempat ini merupakan tempat perawatan bagi pasien-pasien Covid-19.
Padahal jika dalam kondisi sakit, pelayanan kesehatan merupakan tempat yang sangat penting untuk dikunjungi agar pasien segera mendapat penanganan dan obat untuk kesembuhannya.
Di saat pandemi seperti sekarang, tenaga kesehatan merupakan pioneer dalam mengatasi situasi ini.
Karena tenaga medis lah yang berjuang menyembuhkan dan berkontak langsung dengan pasien pasien Covid-19, salah satunya dokter.
Selain itu bagi pasien yang sehat, layanan telemedicine menjadi di opsi utama untuk berobat di waktu pandemi. Mengapa?
Simak selengkapnya pada ulasan yang telah Tim Lifepack rangkum berikut ini, ditinjau oleh dr Denny Archiando
Peran Penting Dokter saat Pandemi
Selama pandemi Covid-19, banyak korban yang telah berjatuhan. Dokter merupakan salah satu tenaga medis yang yang melakukan kontak langsung dan berjuang untuk menyembuhkan pasien Covid-19.

Tidak hanya itu, dokter dan tenaga kesehatan lainnya bahkan rela bertaruh nyawa untuk ikut membantu mengatasi pandemi ini.
Berdasarkan data tim mitigasi pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia bersama Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia, terdapat 130 dokter yang gugur, 3 dokter gigi, dan 92 perawat yang meninggal dunia akibat Covid-19.