Bangkalan Mulai Antisipasi La Nina, BPBD Beber Potensi Banjir dan Puting Beliung di Wilayah Ini
BPBD Kabupaten Bangkalan mulai antisipasi fenomena La Nina. Beber potensi bencana banjir besar dan angin puting beliung di sejumlah wilayah ini.
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Hefty Suud
lihat foto
TRIBUNJATIM.COM, BANGKALAN - Badan Meteorologi Geofisika dan Klimatologi (BMKG) memprediksi hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang dan sambaran petir akan dialami hampir di seluruh wilayah Jawa Timur, pada akhir Oktober 2020 hingga Februari 2021.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangkalan, Rizal Moris mengungkapkan, BMKG telah merekam fenomena La Nina telah memasuki perairan Indonesia bagian timur.
"Ada peningkatan permukaan suhu laut dan telah terekam BMKG, bahwa La Nina sudah sampai di perairan indonesia bagian timur," ungkap Rizal usai Apel Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Hidrometeorologi di depan Makodim 0829 Bangkalan, Jumat (23/10/2020).
Baca juga: FKTP BPJS Kesehatan Tuai Hasil Positif di Tengah Pandemi: Banyak Untungnya, Cara Pendaftaran Mudah
Baca juga: Download MP3 Los Dol versi Trio Macan, Dangdut Koplo Jawa Populer, Ndang Lanjut Lehmu Whatsappan
La Nina merupakan anomali sistem iklim global yang terjadi dengan periode ulang berkisar antara 2-7 tahun di Samudra Pasifik dan atmosfer langit di atasnya berubah dari keadaan netral (normal) serta minimal berlangsung selama 2 bulan.
Rizal menjelaskan, La Nina akan menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi curah hujan di atas normal atau di atas 40 persen.
"Dampak yang ditimbulkan berupa bencana hidrometeorologi, ini yang kami antisipasi dan ditangani dengan serius," jelasnya.
Baca juga: Kepanikan Baim Wong Nyaris Diserang Komodo Sambil Gendong Kiano, Paula Kabur Takut: Yang ini Agresif
Baca juga: Viral Aksi Pemuda Memaki Polisi, Emosi Ditegur Tak Pakai Masker, Sebut Corona Bagian dari Konspirasi
Hasil pemetaan dari BPBD Kabupaten Bangkalan, potensi bencana banjir besar terjadi di Kecamatan Arosbaya dan Blega, bencana longsor di Kecamatan Geger, Galis, Kokop, Konang, Tragah, dan Kwanyar.
Sedangkan wilayah rawan bencana angin puting beliung meliputi Kecamatan Burneh, Tragah, dan Kecamatan Kota.
"Kami sudah mengantisipasi melalui para camat dan kepala desa dengan melakukan mitigasi awal sebelum masuk ke puncak hujan," pungkasnya.
Dalam Apel Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Hidrometeorologi, BPBD Kabupaten Bangkalan sejumlah peralatan pendukung penanganan bencana.
Mulai dari gergaji mesin, perahu viber dan pelampug, paket bantuan darurat makanan siap saji, paket bantuan darurat makanan tambahan gizi, paket darurat perlengkapan dapur, paket darurat perlengkapan bayi, hingga perlengkapan perorangan Tim Reaksi Cepat.
Tim Pemadam Kebakaran Bangkalan juga menyiapkan gergaji mesin, alat pemadam api ringan, dan perlengkapan individu personel.
Sedangkan Polres Bangkalan menyiagakan kendaraan water cannon dengan dukungan sejumlah sepeda motor trail dari Kodim 0829 Bangkalan.
Wakil Bupati Bangkalan Mohni mengungkapkan, Bangkalan menjadi salah satu kabupaten yang memiliki potensi bencana hidrometorologi yang setiap tahun terjadi di wilayah-wilayah rawan bencana.
"Ini sebagai bentuk respon pemerintah, langkah antisipasi. Ada juga tim dari Dinas Kesehatan, kita harus walaupun sudah ada BPBD," ungkapnya.
Hal ini dilakukan, lanjutnya, agar masyarakat bisa terlayani dengan baik ketika terjadi bencana alam yang membutuhkan bantuan secara terpadu.
"Sinergitas lintas sektoral menjadi kunci utama dalam penanganan bencana. Kami harus ada di tengah masyarakat ketika terjadi benacana alam," pungkasnya.
Penulis: Ahmad Faisol
Editor: Heftys Suud
