Imbas Pandemi, Target Bedah Rumah di Surabaya Berkurang, Optimistis Bedah 468 Unit hingga Akhir 2020
Program bedah rumah tidak layak huni di Surabaya hingga akhir tahun diprediksi mencapai 464 unit.
Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Pipin Tri Anjani
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Yusron Naufal Putra
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Program bedah rumah tidak layak huni di Surabaya hingga akhir tahun diprediksi mencapai 464 unit.
Jumlah tersebut memang jauh dibawah target, lantaran dampak pandemi Covid-19.
Kepala Bidang Kesejahteraan Sosial Dinas Sosial Kota Surabaya Bagus Supriyadi mengatakan hingga Oktober ini, sudah ada 364 unit yang berhasil dibedah.
"Kami ada PAK seratus unit, jadi (prediksi total tahun ini 464," kata Bagus saat dikonfirmasi, Senin (26/10/2020).
Penerima program ini adalah warga dengan kategori masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Selain itu, ada juga rumah yang terkena bencana, itu juga masuk kategori MBR yang mendapat program tersebut.
Mekanismenya, Unit Pembinaan Keluarga Miskin (UPKM) mengusulkan kepada Pemkot Surabaya terkait calon penerima.
Selanjutnya, Dinsos melakukan verifikasi dengan beberapa persyaratan lain. Satu rumah anggarannya bernilai Rp 33 Juta. Sumber dananya dari APBD.
Seharusnya, target tahun ini bisa mencapai seribu unit rumah. Namun lantaran pandemi ini, anggaran di Pemkot Surabaya banyak yang bergeser pada penanganan dampak wabah global itu.
Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara mengatakan, memang ada penurunan jumlah dari target yang semula dicanangkan.
Dalam pandemi ini, Pemkot memang melakukan sejumlah refocusing anggaran. Sebab, dari pemerintah pusat sudah memberi arahan terkait prioritas anggaran di masa pandemi ini.
Namun, meski jumlah yang terealisasi itu berkurang. Pemkot tetap akan menindaklanjutinya di tahun depan.
"Beberapa OPD otomatis ada yang dilakukan refocusing anggaran," kata Febri dikonfirmasi terpisah.
Editor: Pipin Tri Anjani