Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Penanganan Covid

Pesan Masker Kain Tenun di Kota Kediri Bangkitkan Ekonomi di Masa Pandemi Covid-19

Pandemi virus Corona atau Covid-19 nyaris meruntuhkan perekonomian masyarakat di Kota Kediri. Hampir seluruh kegiatan ekonomi masyarakat terdampak

Penulis: Didik Mashudi | Editor: Yoni Iskandar
(Surya/Didik Mashudi)
Aktivitas industri kain tenun ikat di Kelurahan Bandarkidul, Kota Kediri kembali menggeliat di masa Pandemi Covid 19. 

Dengan adanya pesanan masker, sekitar 200 lembar kain tenun ikat per hari bisa terjual untuk dibuat masker sehingga perekonomian perajin dan penjahit kembali berputar.

Para perajin kain tenun lainnya juga bisa memasok tenunnya melalui Kelompok Usaha Bersama (KUB) sehingga produksi kain tenun masih terus berjalan sampai sekarang.

Saat ini ribuan pesanan masker terus berdatangan. Masker kain tenun biasa dijual eceran seharga antara Rp 7.500 - Rp 8.000 per lembar.
Nur Muhyar berharap dengan kegiatan pembuatan masker dapat menggerakan kembali perekonomian masyarakat yang sempat lesu.

"Bukan hanya perajin kain tenun, tetapi juga para tukang jahit dan toko-toko penyedia aksesorisnya seperti toko karet, benang, dan kain tlisir mendapatkan dampaknya. Sehingga ada efek daya beli masyarakat yang tetap terjaga,” ungkapnya.

Upaya itu kata Nur Muhyar, ibarat memberi pancing, bukan ikan. Upaya ini merupakan fokus dari Pemkot Kediri untuk terus memutar perekonomian masyarakat Kota Kediri di era pandemi Covid-19.

Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengungkapkan, pihaknya terus konsisten mengendalikan Covid-19, serta terus menggerakkan perekonomian masyarakat.

Upaya itu telah dilakukan di Kampung Tenun Ikat Bandarkidul. Pada masa awal Covid-19 kegiatan di Kampung Tenun hampir mati, kemudian ada pesanan ribuan masker kain tenun.

"Dengan upaya itu, tukang tenun dan tukang jahit bisa kembali bekerja, dan tidak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK). Mudah-mudahan perekonomian Kota Kediri terus bisa berjalan lancar,” tambahnya.

Diakuinya, akibat Covid-19, perekonomian di Kota Kediri terjadi turbulensi, namun masih ada pertumbuhan ekonomi.

"Kota Kediri memiliki penduduk yang cukup padat, sehingga Pemerintah Kota Kediri membuat batasan-batasan," ungkapnya kepada TribunJatim.com.

Sementara Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa memberikan apresiasi upaya pengendalian Covid 19 dan pemulihan ekonomi yang telah dilakukan di Kota Kediri.

Malahan upaya pemulihan ekonomi yang dilakukan pada perajin kain tenun ikat di Kota Kediri dapat menjadi role model (contoh) upaya memulihkan perekonomian di Jatim dan Indonesia.

Dikatakan, saat ini semua lini baik pemerintah, instansi vertikal, dan juga perbankan akan menyeiringkan antara pergerakan ekonomi dan pengendalian Covid-19.

“Ayo pakai masker, ayo patuhi protokol kesehatan dan ayo ekonomi digerakkan," ungkapnya.(didik mashudi/Tribunjatim.com)

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved