Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kisah UMKM di Trenggalek Bangkit Kala Pandemi Covid-19 Demi Pertahankan Puluhan Pekerja

Srategi UMKM di Trenggalek bangkit di tengah pandemi Covid-19 demi mempertahankan puluhan pekerja.

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Pipin Tri Anjani
SURYA/Aflahul Abidin
Beberapa karyawan membuat kue kering di rumah produksinya di Kelurahan Kelutan, Kecamatan Trenggalek, Sabtu (31/10/2020). 

Awal mula, kue hasil produksi yang tak terserap pasar dibagikan ke para tetangga. Wulandari menyebut, ada ratusan toples kue yang dibagi-bagi saat itu.

"Setidaknya, kue itu akan bermanfaat untuk para tetangga. Minimal untuk jajanan saat Lebaran," kata dia.

Agar tetap ada pemasukan, mereka memutuskan untuk berjualan langsung ke pasar tradisional.

Mereka membuat jajanan roti-rotian untuk dijajakan langsung ke pembeli.

Ini merupakan hal baru bagi mereka. Sebelumnya, usaha roti dan kue bermerek Family itu hanya melayani pesanan dalam jumlah banyak.

"Sebenarnya di luar Ramadan dan Lebaran, kami juga membuat roti dan kue. Biasanya sekadar untuk memenuhi pesanan. Tapi karena pesanan sepi, kami putuskan untuk berjualan di pasar," ucap Wulandari.

Sejak Juli lalu, Sulkan menyewa lapak di salah satu pasar tradisional di pusat kota Trenggalek. Tarif sewanya Rp 100 ribu per bulan.

Saban subuh mulai pukul 03.30 WIB hingga 09.30 WIB, Sulkan dibantu beberapa pekerja menjajakan roti dan kuenya di sana.

Di luar dugaan hasil penjualan di pasar cukup menguntungkan. Minimal, kata Wulandari, bisa untuk sekadar membayar para pekerja.

"Sehari kami bisa menjual sekitar 1.500 biji roti dan kue. Dari jualan di pasar itu, pesanan juga mulai masuk pelan-pelan, hingga rata-rata kami bisa produksi sehari sekitar 2.000 biji," ujarnya.

Agar pembeli di pasar tak bosan, jenis roti dan ke yang dijajakan diubah beberapa hari sekali.

"Untuk rotinya, seperti donat dan roti manis. Kalau kuenya, seperti nastar dan kue-kue kering lain. Sekarang lagi banyak yang suka kue kacang, jadi di tempat produksi, kami fokus bikin itu," ucap Wulandari.

Tak sekadar penjualan langsung, pandemi ini juga membuat mereka lebih serius berjualan dalam jaringan (daring).

Hasilnya pun positif, setidaknya ia pernah mendapat pesanan dari website yang mereka buat senilai total Rp 130 juta.

Untung dari hasil penjualan itu dipakai untuk membeli masker kain. Masker kemudian dibagikan ke para tetangga.

Sulkan dan Wulandari bersyukur, usaha mereka tetap bisa berjalan di saat pandemi. Mereka mengaku mendapat banyak hikmah, salah satunya untuk saling berbagi dan membantu satu sama lain di saat kondisi sulit.

Terkahir, mereka berharap, wabah yang disebabkan virus SARS-CoV-2 ini segera berakhir. Sehingga usahanya tetap berjalan dan para karyawan juga terus punya pekerjaan.

Baca juga: Jennifer Jill Rela Operasi Organ Intim Demi Ajun, Boy William Syok Bahas Selingkuh dan Anak, Kill?

Halaman
123
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved