Senior PDIP Rela Dipecat Partai Demi Dukung Gus Ipul - Mas Adi
Tokoh senior PDIP di Kota Pasuruan, Pudjo Basuki dan istrinya Luluk Maulidiyah terancam dipecat dari keanggotan PDIP.
Penulis: Galih Lintartika | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, PASURUAN - Tokoh senior PDIP di Kota Pasuruan, Pudjo Basuki dan istrinya Luluk Maulidiyah terancam dipecat dari keanggotan PDIP.
Pudjo dan istrinya, Luluk dianggap membelot karena tidak patuh terhadap keputusan DPP PDIP dalam Pilwali Kota Pasuruan.
Dalam Pilwali Kota Pasuruan, DPP PDIP memberikan rekom untuk Raharto Teno Prasetyo - Moch Hasjim Asjari sebagai calon Walikota - Wakil Walikota.
Namun, dua tokoh senior ini justru memberikan dukungan penuh untuk pasangan calon (paslon) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) - Adi Wibowo (Mas Adi).
Bahkan, kedua figur mantan Ketua DPC PDIP Kota Pasuruan ini sudah dimintai keterangan oleh DPP PDIP terkait laporan yang masuk ke DPP.
Sebelumnya, DPC PDIP Kota Pasuruan melaporkan sikap politik Pudjo dan istrinya ke DPD PDIP Jawa Timur, dan dilanjutkan ke DPP PDIP.
"Iya, memang saya dilaporkan karena tidak mematuhi SK DPP, terkait rekomendasi pencalonan Walikota Pasuruan tahun 2020," kata Pudjo kepada TribunJatim.com, Jum'at (6/11/2020).
Baca juga: Hadapi Resesi di Tengah Pandemi, Moreno Soeprapto Ajak Warga Kota Malang Lakukan Urban Farming
Baca juga: Paguyuban Pengusaha Gresik Dukung NIAT, Sosok Gus Yani Dinilai Cepat dan Tangkas Atasi Masalah
Baca juga: Menaker Ida Fauziyah Kunjungi BLK Sidoarjo, Lihat Langsung Peserta Pelatihan Prakerja
Pudjo menjelaskan, DPP intinya klarifikasi terkait hal itu. Ia juga membenarkan laporan tersebut. Tidak ada bantahan yang ia lontarkan. Ia bahkan, sudah siap menerima sanksi atau konsekuensi dari DPP PDIP.
"Saya rela dipecat dan saya siap dipecat. Dengan segala konsekuensi, saya tetap berada di paslon 01, Gus Ipul - Mas Adi," sambung Pudjo.
Mantan Walikota Pasuruan dua periode ini menerangkan, sikap ini tidak ada kaitannya dengan Konfercab PDIP kemarin.
Sikap ini, kata Pudjo, adalah murni sikapnya sebagai masyarakat yang dilahirkan dan dibesarkan di Kota Pasuruan.
"Gus Ipul, adalah sosok yang berpengalaman dan sudah makan asam garam dunia pemerintahan, jadi saya kira itu alasan mendasar saya untuk tidak mendukung calon yang diusung PDIP," sambung dia kepada TribunJatim.com.
Ia mengatakan, momentun Pilwali Kota Pasuruan adalah momentum yang pas untuk mencari sosok pemimpin yang mampu dan berkualitas untuk Kota Pasuruan.
Menurut Pudjo, ini adalah saatnya mencari pemimpin untuk masyarakat Kota Pasuruan, bukan mencari pemimpin kepartaian.
"Saya punya alasan kenapa saya akhirnya tidak sejalan dengan PDIP. Alasan mendasarnya, karena PDIP salah dalam menentukan siapa calonnya," ujar dia.
Ia pun memberikan sedikit gambaran. Bagi dia, sangat objektif, ketika dirinya sebagai masyarakat Kota Pasuruan merasa calon yang diusung PDIP dalam Pilwali Kota Pasuruan ini tidak layak.
"Kalau pendatang baru, okelah saya kawal dan saya dampingi seperti Pilwali 2015. Tapi, faktanya, calon yang diusung PDIP ini tidak mampu, membuktikan apa - apa," jelas dia.
Dalam kurun waktu lima tahun kemarin, lanjut Pudjo, nyaris tidak ada prestasi yang dihasilkan dari tangan calon yang diusung PDIP ini.
Selain itu, kata Pudjo, tidak ada perubahan yang signifikan untuk Kota Pasuruan. Bahkan, kecenderungan stagnan. Dan parahnya lagi, yang bersangkutan tidak mau belajar.
"Kehadiran Gus Ipul ini adalah harapan untuk perubahan Kota Pasuruan. Datang dengan konsep matang, dan mau melihat permasalahan di lapangan," sambung dia.
Mantan Ketua DPC PDIP Kota Pasuruan ini menyebut, apa yang dilakukannya ini adalah kritik terhadap PDIP. Ia berharap PDIP evaluasi keputusannya.
"Zaman akan yang memberikan jawaban, hubungan saya dan partai ke depan akan seperti apa. Kebenaran akan terbuka seiring berjalannya zaman," papar dia.
Pudjo juga sangat heran, kapasitasnya ini sebagai apa sehingga dilaporkan dan dipermasalahkan sampai harus klarifikasi dalam forum tersebut.
"Saya pengurus partai, bukan. Petugas partai, juga bukan. Saya kan anggota biasa. Kenapa harus saya dipermasalahkan," urainya.
Ia meyakini, banyak anggota PDIP yang tidak sejalan dengan keputusan DPP PDIP. Bukan hanya di Kota Pasuruan, di kota - kota lain juga pasti ada.
"Tapi, sekali lagi, saya memahami. Ini organisasi, ada aturan dan batasan yang harus ditaati. Tapi, saya pastikan saya rela dipecat, kalau keputusan saya mendukung Gus Ipul - Mas Adi dianggap salah," tutur dia.
Sekretaris DPC PDIP Kota Pasuruan Teddy Armanto membenarkan soal klarifikasi tersebut. Ia dan Ketua DPC PDIP Kota Pasuruan Raharto Teno Prasetyo hadir dalam klarifikasi tersebut.
“DPC justru baru tahu kemarin, kalau sebelumnya kami belum tahu prosesnya seperti apa. Pemecatan itu diusulkan oleh DPD. Intinya kemarin itu klarifikasi. Semua pembicaraan terekam di DPP, termasuk keputusannya nanti seperti apa," pungkas dia. (lih/Tribunjatim.com)